Kamis, 31 Oktober 2024

Buku Sangkakala di Langit Andalusia: Fiksi Sejarah atau Kenyataan?

Hai, Sobat Buku! Siapa yang suka baca buku tema sejarah atau tentang peradaban islam? Buku ini pasti cocok buat kamu. Bagi yang belum pernah baca, yuk simak tulisan ini sampai akhir ya.

Forum Buku Berjalan (FBB) telah mengadakan kegiatan rutin setiap bulan. Salah satunya adalah Bicara Buku. Tanggal 25 Oktober 2024, hari Jumat lalu, acara Bicara Buku membahas buku bertema fiksi sejarah. Pengulas buku adalah Kak Jee, sedangkan moderatornya Kak Ranti.

bahas buku Sangkakala di Langit Andalusia

Identitas Buku Sangkakala di Langit Andalusia

Judul                     : Sangkakala di Langit Andalusia

Penulis                  : Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra

Penerbit               : Republika

Tahun terbit       : 2022

Halaman              :  484 halaman

Blurb Novel Sangkakala di Langit Andalusia

Andalusia menjadi saksi bisu terang benderangnya peradaban Islam di Eropa, sekaligus saksi kezaliman yang memberangusnya. Setelah hampir delapan abad Islam berdaulat, penaklukan Isabella dan Ferdinand menjadikan muslim di Granada hidup dalam keterasingan dan terusir dari negerinya sendiri.

Rammar Ibnu Baqar, pemuda yatim piatu penghafal Qur’an terakhir di Andalusia, meretas jalan panjang mencari jawaban mengapa dirinya selamat dalam pertempuran yang membinasakan ayah-ibunya. Ia diuji antara memenangkan perang melawan inkuisitor Ximenes de Cisneros atau melawan kemelut umat hari itu.

Perjalanan terakhir Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit Eropa akan menelusuri jejak Rammar dan keluarganya, saling selimpat muslim dalam mencapai ghayah dan wasilah, titian kezaliman rezim penguasa di masa lampau, hingga tiba dalam sebuah terminal: kematian atau kebangkitan?

bicara buku Sangkakala di Langit Andalusia

Kisah Fiksi atau Kenyataan?

Buku ini merupakan fiksi sejarah. Dimana latar kejadiannya sesuai dengan kenyataan, namun beberapa ada yang fiksi. Buku Sangkakala di Langit Andalusia menceritakan runtuhnya kerajaan Islam di Spanyol, yang terjadi ratusan tahun yang lalu.

Sejarah tentang peradaban islam yang pernah berjaya di benua Eropa.  Kisah sejarah yang tak boleh dilupakan, meskipun berbeda dengan sekarang, Spanyol bukan negara mayoritas muslim.

Menggunakan beberapa POV yaitu penulis Hanum, Rangga dan orang ketiga. Alur cerita yang digunakan maju mundur. Berselang seling antara zaman Kerajaan islam di Spanyol dan zaman sekarang. Saat POV Hanum dan Rangga, mereka bekerja sama untuk mencari tahu bukti  sejarah kerajaan islam di Spanyol.

Pada latar waktu Kerajaan islam berjaya di Spanyol, mengambil sudut pandang para penghafal Qur’an dan pejuang muslim. Diantara tokoh yang muncul yaitu Baqar, Houda, Alriq dan Rammar. Mereka semua adalah umat muslim yang tersisa, terus berusaha menjaga dan memperjuangkan agama Islam. Mereka tergabung dalam kelompok pejuang Islam, Almohad.

Buku yang Bisa Membuat Air Mata Mengalir

Kak Jee sebagai pengulas buku, merasa merinding saat membaca perjuangan Almohad. Mereka sangat bersemangat untuk memperjuangkan agama Allah. Salah satu kalimat yang selalu mereka lafazkan adalah “Rabbaka Fa Kabbir”.

Saat membaca kalimat tersebut, Kak Jee larut terbawa emosi dalam cerita. Merinding, berkaca-kaca, menangis dan merasa sesak saat bersamaan. Marah dan sakit hati, saat umat muslim dipaksa keluar islam.

Penulis mengajak pembaca merasakan perjuangan umat muslim di zaman itu.  Selamat dari penjajahan Kerajaan Kristen dan memperjuangkan keteguhan iman.

“Ia yakin surga berharga mahal. Tidak mungkin hanya diraih dengan rasa takut apalagi kemunafikan. Surga harus ditebus dengan segenap ketulusan jiwa.” – sepenggal paragraf di buku.

Apa Pelajaran yang Bisa Diambil dari Buku Ini?

Dari buku ini menyadarkan kita bahwa, “Pemenang yang menulis sejarah”. Hal ini memang terbukti dari banyak nama cendekiawan muslim yang diubah untuk menghilangkan jejak umat islam.

Bahwa dengan menghafal Qur’an dan mengamalkannya, dapat memecahkan solusi dan menjadi sumber kekuatan. Aih, Minbuk jadi ingat buku nonfiksi A Letter to Allah deh, Sobat Buku.

Selain itu, persamaan antara zaman kejayaan islam di Spanyol dan zaman sekarang adalah keberadaan kaum munafik di tengah-tengah umat muslim. Bahkan sejak zaman Rasulullah pun juga ada, bahkan banyak. Hal ini sama dalam Al-Qur’an. Sehingga kita harus berhati-hati dan memegang teguh keimanan.

Setelah membaca buku ini, Kak Jee merasa imannya bertambah. Membuat lebih semangat beribadah dan beramal salih. Tidak akan terlupa kejayaan islam di Benua Eropa.


Kontributor : Meirna Af

Tidak ada komentar:

Posting Komentar