Rabu, 26 Mei 2021

Review Buku Sadar Kaya



Menjadi kaya. Mungkin sebagian dari kita menginginkannya. Kaya diidentikkan dengan kaya akan harta benda dan uang. Namun tidak semua orang siap menjadi kaya. Menjadi kaya tidak semudah itu, bahkan sekalipun kita sudah emmiliki harta berlimpah. Butuh kesiapan batin, sebagaimana diceritakan oleh Bapak Mardigu WP dalam bukunya berjudul Sadar Kaya.


Spesifikasi Buku

📙Judul buku: Sadar Kaya

👩🏻‍💻Penulis: Mardigu WP

🖨️Penerbit: TransMedia Pustaka

🗓️Tahun terbit: Cetakan kedua, 2016

📖Tebal: vi + 206 halaman



🌾☀️🌾☀️🌾☀️🌾☀️


"Di kala semua orang bermimpi untuk sukses, seorang pemenang akan bangun dan bekerja keras untuk meraihnya. Jika kamu ingin mencapai impian yang tak terhingga, kamu harus bekerja keras dengan benar dari awalnya. (Halaman 167)

"Kamu harus bekerja 'like never before', tidak sama dengan apa yang pernah kamu lakukan. Lebih keras, lebih benar. Sebuah kegagalan adalah peluang untuk memulai kembali dengan benar, lebih bijak." Dua kutipan di atas adalah nasehat bijak yang disampaikan Pak Kadek, salah satu mentor Boss Mardigu saat beliau meminta nasehat. Menurut saya untaian nasehat Pak Kadek mulai halaman 167-168 adalah sekeranjang harta berbentuk nasehat yang layak untuk terus direnungkan. Membaca nasehat beliau berkali-kali tak akan membosankan. Oleh karena itu, kutipan nasehat Pak Kadek ini sengaja saya letakkan di awal ulasan buku ini karena memang begitu powerfull.

Buku bersampul putih yang saya pinjam dari Perpustakaan Daerah Amuntai ini begitu kaya dengan rentetan pengalaman hidup yang pernah dilalui penulis sebagai seorang pebisnis berpengalaman dalam berbagai bidang. Tak heran jika beliau dijuluki si Bossman Sontoloyo, seorang Die Hard Entrepreneur.

Boss Mardigu selama empat tahun pernah mencicipi menjadi Staf Ahli di Kementerian Pertahanan RI. Juga seorang filantropis bahkan mendirikan Rumah Yatim Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia (10.000 santri). Tak cukup sampai disitu saja, penyandang gelar Master dari San Francisco State University Amerika Serikat ini adalah sosok yang pernah menjadi atasan sekaligus mentor dari Sandiaga Uno dan Rosan Roeslani.


Berikut daftar isi buku tersebut.




Dari judul-judulnya saja, kita bisa melihat kalau buku ini memang dipersiapkan dengan sangat matang. 

Buku ini memaparkan dengan gamblang bahwa kebahagiaan dan kemakmuran dimulai dari pola pikir yang kita miliki. Banyak dari kita belum menyadari potensi kita yang sebenarnya. Pemikiran kita yang masih terbatas ini menghalangi kita untuk berpikir lebih jauh untuk selalu mengisi pikiran kita dengan emosi yang positif. Apakah perasaan bahagia yang kita akan pilih untuk dipikirkan dan dirasakan.



Jangan membiasakan diri berpikir negatif walau itu hanya selintas. Misalnya, kita berkata dalam hati, "Wah kunci mobil saya cuma satu. Kalau nanti hilang bagaimana ya.. Kan tidak ada cadangannya". 

Ternyata besoknya kunci tersebut memang benar-benar hilang. Kekhawatiran yang hanya selintas di kepala dan hati kita ternyata benar-benar terjadi. Kekhawatiran atau ketakutan dari kalimat itu seakan memberikan getaran ke alam semesta untuk dikabulkan. Jadi, berhati-hatilah saat berpikir. Tenangkan diri serta berilah getaran bahagia pada diri kita sendiri dulu. Kendalikan semuanya karena getar di dalam hati tadi bisa melirik apapun yang kita pikirkan dan inginkan.

Buku motivasi bisnis yang berisi tiga puluh satu artikel ini juga menyuguhkan pengetahuan tentang kinerja otak yang dikaitkan dengan pencapaian kemamkmuran alias kesadaran untuk memiliki kekayaan seperti judul buku ini. Bagi kalian yang sudah terbiasa membaca buku Sutanto Windura, Adi W Gunawan, dan beberapa penulis motivator yang berbasis kinerja otak pasti tak akan asing lagi dengan beberapa istilah yang ada dalam buku ini.

Salah satu cerita menarik dari buku ini adalah salah seorang teman beliau yang bernama Benhur yang suka memberi hadiah kepada teman-temannya walaupun tidak begitu akrab.

Saat dewasa dan bertemu kembali Boss Mardigu pun bertanya kepada Benhur mengapa ia begitu pandai mengambil hati teman-temannya dengan cara memberi mereka hadiah. Benhur pun menjawab kalau ia sudah memprediksi teman-teman yang ia beri hadiah itu akan menjadi orang sukses. Benhur berinvestasi sejak dini untuk mengambil trust seseorang. "Jadi, kalau gue gak punya apa-apa di kemudian hari, pasti gue butuh lo," jelas Benhur kepada Boss Mardigu.

Pernahkah kalian melakukan seperti yang dilakukan Benhur? Saya pernah melakukan hal tersebut ke beberapa orang sejak setahun belakangan. Melakukan pendekatan kepada beberapa teman di instagram sehingga saat ini jika saya ingin mencari pemateri untuk kulwap di komunitas saya, @basabar_amuntai tentunya jauh lebih mudah. Banyak penulis besar yang mengikuti balik akun saya karena saya menghargai setiap postingan mereka dengan menyukai dan sesekali memberi komentar.


Kisah lainnya yang menarik yaitu pada halaman 122, seberapa laparkah Anda. Dalam artikel itu dipaparkan kalau kita ingin kaya kita harus "lapar" dalam mencari sumber kekayaan. Kita diminta membuat list 20 daftar sumber kekayaan agar bisa lebih kaya dalam 5 tahun ke depan.

Sekarang dalam keadaan  belum lapar kita cenderung bingung mau cari uang darimana saja. Gak melulu dari bisnis, ada banyak sumber rezeki yang bisa kita raih asal kinerja otak kita udah nyambung sama konsep kemakmuran.

Buku ini menegaskan bahwa pandangan dan reaksi kita terhadap kejadian ditentukan oleh keyakinan atau pendapat atau kesimpulan yang kita tarik sebagai masukan dari pengalaman kita yang terima sejak kecil. Mulai sekarang berbicaralah dengan diri sendiri menggunakan kata-kata yang sebenarnya kita inginkan terjadi kepada diri kita. Jangan mengatakan apapun yang tidak kita harapkan akan terjadi. Ucapkan hanya kata-kata yang memberi pengaruh positif dalam diri kita. Jadi, segala celetukan, komentar, opini atau kata-kata yang akan kita pikirkan dan ucapkan, pilihlah hanya yang akan membuat kita menjadi lebih baik. Bahkan ketika kita ingin mengeluh atau curhat gunakan juga kata-kata yang yang baik. 


Lima bintang untuk buku ini!


Kontributor : @rahmah_bookaholic

Editor : @visyabiru_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar