Selasa, 14 September 2021

Review Buku Psikologi Marah



Pembahasan mengenai emosi, khususnya marah sepertinya sedang naik daun saat ini. Semakin banyak yang menyadari pentingnya mengelola emosi marah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebagai pribadi, orang tua, anak, saudara, bahkan di tempat kerja. Sebab marah bisa menjadi awal dari rusaknya hubungan interpersonal dengan orang lain. 

Sekarang saya sedang tergabung dalam sebuah tim yang sedang fokus mengenai cara mengelola emosi, membuatku harus kembali belajar tentang aspek emosi satu ini. 


Judul buku: Psikologi Marah

Penulis: Yadi Purwanto, S. Psi., MM. & Drs. Rachmat Mulyono, M. Sc. Psi. 

Penerbit: Refika Aditama

Tahun terbit: 2015 (cetakan kedua)



Kebetulan memiliki buku ini karena penulisnya meninggal dunia akhir tahun lalu akibat sakit. Istri mendiang dibantu oleh rekan psikologi lain mencoba untuk menjual sisa peninggalan almarhum. Semoga dengan mengulas buku ini bisa m…

Tentang Buku Psikologi Marah

Buku ini terdiri dari lima bab. Cukup tipis sebagai sebuah buku bacaan. Namun, isinya sangatlah padat. Psikologi Marah tidak hanya membahas tentang persoalan marah dari sudut pandang psikologi kontemporer tetapi juga sudut pandang agama Islam. Jadi, saat membacanya kita akan menemukan ada dua pembahasan yang dikupas cukup baik oleh penulis. Kita tidak hanya mendapat masukan dari sisi psikologi tetapi juga sisi Islami. Lengkap. 




Lima bab itu terdiri dari pendahuluan, bahaya-bahaya marah, keutamaan menahan marah, terapi marah, dan penutup. Masing-masing bagian diulas dengan baik, dibahas secara terperinci dengan menggunakan sumber teori dari beberapa buku, Al-Qur'an maupun hadis. Tidak lupa penulis memasukkan cuplikan-cuplikan kisah yang relevan dengan pembahasan. Jadi, kita bisa mendapatkan gambaran penuh mengenai psikologi marah itu dengan baik.

Secara umum isinya bahas tentang marah, definisi, ciri, sebab, cara menahan marah, dan terapinya.  Tinggal kita mau pilih yang mana untuk menelaah tentang kondisi marahnya kita.

Refleksi Setelah Membaca

Salah satu hal baik yang aku dapatkan ketika membaca buku ini adalah kembali mengingatkan tentang teori-teori marah yang pernah dipelajari. Ditambah dengan bahasan yang cukup detail mengenai proses marah dari sudut pandang Islam, sesuatu yang aku baru tahu sedikit. Membaca buku ini membuat pengetahuan dan pemahamanku tentang marah menjadi lebih baik. 

Lalu, poin pentingnya adalah banyak refleksi yang aku lakukan sambil membaca. Terutama saat mencoba mengenali alasanku "marah-marah" Selama ini. Pembahasannya lebih realistis dan tepat sasaran ku buatku, dibanding pembahasan tentang innerchild (hehehe). Jadi, sambil membaca kita bisa saja pakai notes untuk bikin resume diri kita, dan menelaah selama ini mengapa kita bisa marah. 

Cukup bisa menjadi rekomendasi buat memahami marah dari dua sudut pandang. Apalagi di bagian penutup penulis menjabarkan tentang persamaan kedua sudut pandang, Islam dan psikologi.

Dari buku ini benar-benar makin meneguhkan pentingnya belajar untuk menahan marah. Karena ternyata marah yang membawa kita pada keburukan bahkan paling buruk adalah memasukkan kita ke neraka.



Kekurangan Buku

Sejauh yang terlihat kurangnya buku ini cuma dua:

  • bahasa yang kadang masih baku sehingga harus dibaca dengan seksama untuk dipahami. Apalagi ada banyak kutipan hadis dan ayat yang butuh dicermati baik baik. 
  • tidak ada kolom interaksi atau kolom refleksi untuk pembaca sehingga butuh tambahan catatan untuk melakukannya.

Overall suka dengan bukunya karena menambah pengetahuan, bisa jadi sarana belajar, dan memahami marah dari sudut pandang berbeda dari kebanyakan pembahasan saat ini (seputar innerchild).

Tanya Jawab

Marah dalam buku ini berdasarkan studi kasus atau memang ada pengalaman dari penulis sendiri kah?

Jawab: Semua yang dibahas berdasarkan teori, Al-Qur'an dan Hadis. Penulis tidak menggunakan contoh pengalaman pribadi di sepanjang buku. Lebih pada kisah dari Rasulullah, Orang-orang terdahulu, serta cerita yang disampaikan kepadanya dalam sebuah obrolan.

Kalau bahasanya baku, kakak butuh berapa lama baca sampai tamat? 

Jawab: Langsung tamat Mba. Karena bukunya tipis juga. Sekitar beberapa jam bacanya. Kadang kalau baca buku begini aku pake teknik skimming, bacanya poin poin yang disampaikan, kalau ada yang butuh dipahami baca dengan lebih seksama. Apalagi bahasannya kan memang sesuai bidangku sih, jadi lebih gampang pahamnya. Kalau bahasan lain, kayak ekonomi atau teknik mungkin aku butuh lebih mikir. Misalnya di subbab teknik relaksasi, kan ada banyak tekniknya. Aku baca judulnya, terus pahami garis besarnya, baru baca detailnya untuk petunjuk.

Jadi penasaran ttg perbedaan bahasan di buku ini sama innerchild seperti apa mbak?

Jawab: Di buku ini ga ada bahasan tentang innerchild sama sekali Mba karena memang ditulis sebelum innerchild booming. Dan kalau mau bahas sesuatu dalam psikologi itu kita harus lihat mazhab nya memang.  Ada pembahasan dari sisi:

- psikoanalisis

- kognitif atau neurokognitif

- behavioris

- eksistensialisme

- spiritualisme 

Nah kalo innerchild bahasannya dari mazhabnya psikoanalisis. Sedangkan di buku ini bahasannya lebih ke kognitif dan spiritual. Jadi kalau Mba ketemu psikolog yang bingung sama innerchild, atau ga membahas innerchild berarti dia mazhabnya bukan di sana. Ada banyak pendekatan dalam psikologi, sayangnya tak se terkenal yang lain.

saya penasaran ka di buku ini kan ada ciri ciri marah, apa ada bahasan juga mengenai tipe atau jenis marah semisal kayak kita ngambek gitu termasuk marah juga atau bukan sebenarnya

Jawab: Betul ada kak. Dia beri beberapa opsi tipe marah.




Ini salah satunya.. Silahkan dikenali sebagai yang mana.. Kalo aku yang (b)... Dan itu paling buruk. Sedangkan suami itu (d) yang paling baik. Bayangkan bagaimana kami saling berdamai? 


Dia pakai konsep marah dari Beck. Beck adalah salah satu tokoh yang membahas dari sudut pandang kognitif-perilaku.


Pesan dai saya, jangan marah jangan marah jangan marah... Itu aja. Hehehe. Marah boleh, tapi ungkapkan dengan baik biar ga dipendem sendirian.


Kontributor: @mata_syakee

Editor: @visyabiru_


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I Am Sarahza : Mengeja Makna Berserah Diri yang Sesungguhnya

J umat siang (22/11) yang lalu, Kak Sasha menyapa seisi grup Forum Buku Berjalan (FBB) dengan sapaan hangat. Seperti yang memang selalu dige...