Jumat, 08 Oktober 2021

Review Buku Keris Bima Sakti The Return of Jena Teke



Keris. Umumnya tidak jauh-auh dari kesan mistis. Keris juga memiliki harga yang fantastis dan banyak dicari oleh kolektor baik itu dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk negara Belanda ternyata memiliki benda pusaka keris yang ada sudah dikembalikan sebagiannya oleh pemerintahan kerajaan Belanda di kala mereka datang ke Indonesia dalam wacana permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia di masa penjajahan mereka.

Ada salah satu buku yang membahas "tentang keris" berjudul Keris Bima Sakti The Return of Jena Teke, apakah Sobat Buku sudah penah membacanya?


Judul : Keris Bima Sakti The Return of Jena Teke

Penulis : V. D Mantik

Penerbit : Stiletto Indie Booking, Juli 2021

Jmlh Hal : 534 hal

ISBN : 978-623-6400-42-5


Penulis merupakan seorang ibu rumah tangga yang kini berdomisili dan hidup di negara Kincir Angin, Belanda. Ini merupakan buku pertama beliau dalam mewujudkan mimpinya dan meramaikan dunia literasi Indonesia dalam menghasilkan sebuah karya berupa Novel Fiksi.

Keris Bima Sakti merupakan novel bergenre fiksi sejarah, didalam novel ini diceritakan asal muasal dari sejarah peninggalan benda pusaka Keris Bima Sakti. Penjelasan dan pengungkapan tentang sejarah keris ini disampaikan dengan sangat telaten dan runut, tanpa melebih-lebihkan eksistensi sejarah tentang keris. 

Novel Keris Bima Sakti menceritakan tentang seorang anak muda bernama Sayf diberi benda pusaka Keris oleh ayahnya. Ia diberi tugas untuk mengembalikan  keris ini ke tempat asalnya di Kota Bima dalam istana Kesultanan. Sayf ditemani oleh Eyang Angkasa dan Bhea untuk misi pengembalian benda pusaka Keris Bima Sakti Jane Teke.



Kelebihan dalam buku ini Eyang Angkasa dibuat karakternya sebagai orang yang tahu segalanya, seperti mesin pencari informasi yang siap bila dikasi pertanyaan dalam dialog antar karakter. Sedangkan kekurangan dari buku ini tidak ada nya catatan kaki atas penjelasan tentang sejarah Keris Bima Sakti dalam novel, membuat pembaca ingin tahu lebih jauh tentang keris untuk melestarikan kebudayaan dari bangsa ini yang telah diakui dunia. 

Secara keseluruhan novel ini sangat baik untuk menambah pengetahuan serta wawasan dalam melestarikan  budaya milik bangsa ini, kisah dan cerita yang dibuat juga tampak bagaimana telatennya penulis dengan kepiawaian yang mumpuni dimilikinya sehingga kisah ini sangat menarik untuk diikuti.

Setelah saya baca buku ini, baca pengetahuan tentang sejarah yg sudah lama terpendam dari negeri ini ketika diangkat menjadi sebuah karya novel ternyata terasa lebih hidup dan indah serta langsung melekat dengan banyak hikayat dan mitos yang ada di sekitar kita. 

Sekedar informasi ternyata karya ini telah diriset selama empat tahun dalam mencari sumber dana informasi yang terpercaya, beliau memberi tahu juga kesulitan jarak yang jauh antara Indonesia dan Belanda, penulis mencari segala informasi dari media digital, Wikipedia dan banyak literasi narasumber dari sebuah museum di Belanda. 

Setelah itu penulis juga melakukan imajinasi yang sangat panjang untuk membuat sebuah novel fiksi sejarah ini. Hasilnya sangat luar biasa dan sya berfikir ini layak untuk dibaca oleh banyak kalangan. Tapi sayang buku ini diterbitkan ke penerbit indie atau minor, jadi pemerataan promosi untuk buku ini hanya melalui media digital dan media sosial. 

Penulis sangat ramah dalam menanggapi para pembaca nya bila ingin bertanya tentang kelanjutan novel ini, saya beranggapan ini buku Keris Bima Sakti sudah hanya satu buku saja, tapi ternyata buku ini telah dipersiapkan untuk sekuel keduanya dan lagi tahap pembuatan. Saya merasa senang dan bangga jika seorang penulis mengangkat sebuah karya tentang kearifan lokal dan peninggalan sejarah yang memiliki nilai sangat tinggi dan harus dilestarikan untuk diketahui oleh generasi kita selanjutnya.

Saya kagum dengan tokoh eyang angkasa yang dibuat karakternya oleh penulis seperti mesin pencari seperti google yang serba tahu, ia menuntun tokoh utama dalam misinya untuk pengembalian keris Bima Sakti ke Sultan yang ada di kota Bima.

Ada beberapa kutipan yang sudah saya buat untuk novel ini dan menarik untuk saya tulis dan ingat bahwa pesan dan kesannya sangat berasa sekali.





Masih banyak lagi kata-kata atau kalimat yang sangat menggugah dalam isi novel ini.

Dalam novel ini juga dijelaskan juga ada satu tokoh yang memiliki keris lain bernama Farah dan ia mengalami banyak hal mistis hingga dicap sebagai orang gila atau ODGJ hingga ia dimasukkan ke dalam panti rehabilitasi sosial. Karena ia dirasuki oleh penghuni keris itu yang sudah lama turun temurun diwariskan, jadi bagi yang tidak kuat biasanya mereka memaharkan ke orang lain alias dijual.

Buku dengan ketebalan 500 lebih tidak berasa berat dan enak untuk diikuti sampai tuntas. Terkadang ketia membaca sebuah buku, ada bagian yang membosankan yang membuat pembaca mengskip atau berhenti membaca atau melewatkannya karena kurang menarik, tapi hal itu tidak berlaku ketika saya membaca buku ini. Buku ini  memiliki kesan yang sangat luar biasa bagi saya. Selain itu, buku ni juga memiliki daya tarik dengan kisah cinta perjalanan selama pengembalian keris ke tempat asalnya, yang dibuat dan dikemas dengan baik pada tokoh utamanya

Tanya Jawab

Keterangan waktunya itu zaman kini bukan masa dulu kala?

Buku ini mengisahkan zaman sekarang tapi penjelasannya dikaitkan dg asal mulai sejarah keris itu ada dan sempat hilang, kemudian harus dikembalikan ke tempat asalnya di kota Bima. Banyak pengetahuan luar biasa tentang keris dijelaskan di sana dan bnyak macam bentuk keris yang ada di indonesia, kalo dijual bisa sampai puluhan hingga ratusan juta

Berarti ada foto-foto keris ya?

Kalo untuk dokumentasi itu tidak ada coz kemarin saya sempat menanyakan kepada penulisnya, sengaja dibuat berupa cerita dan penjelasan berupa dialog tanpa gambar. Ini akan menjadi bahan evaluasi kembali kepada beliau sebagai masukan untuk karya selanjutnya


Kontributor: @irfan_fandi

Editor: @visyabiru_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I Am Sarahza : Mengeja Makna Berserah Diri yang Sesungguhnya

J umat siang (22/11) yang lalu, Kak Sasha menyapa seisi grup Forum Buku Berjalan (FBB) dengan sapaan hangat. Seperti yang memang selalu dige...