Jumat, 12 November 2021

Kupas Tuntas Bijak dalam Berkomunitas



Pernahkah Sobat Buku merasa bingung ketika memilih komunitas yang ingin diikuti? Atau justru mengikuti ragam komunitas tapi ternyata tidak aktif di komunitas manapun?

Berkomunitas adalah fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Berkomunitas biasanya karena keinginan dan kebutuhan kita, karenanya kita harus bertanggungjawab dengan pilihan tersebut. Bijak dalam berkomunitas itu penting lho!

Nah Oktober 2021 lalu, Forum Buku Berjalan mengadkaan Kuliah Whatsapp bertema Kupas Tuntas Bijak dalam Berkomunitas dengan narasumber Kak Rahmah, community manager Buku Berjalan. 


Dalam berorganisasi atau berkomunitas ada sebuah metodologi yang pernah saya pelajari. Yaitu metodologi AI. Ketika kita menggunakan metodologi AI ( Appreciative Inquiry ), kita bisa memperoleh gambaran terhadap kepribadian, nilai keyakinan, dan motivasi dari anggota.

Ketika menerapkan AI ini, orang-orang akan mendengarkan cerita orang lain. Mereka akan saling berbagi pengetahuan, berbagi harapan. Hanya dengan itu mereka menjadi lebih produktif, lebih mau mendengar orang lain, dan akhirnya melahirkan pemahaman-pemahaman baru.

Ketika orang mulai menggeser perspektif mereka, dan bisa melihat diri dan orang lain sebagai saling menghargai, melihat hal-hal positif pada orang lain, maka suasana positif akan menaik, dan kinerja akan meningkat.

Inti dari Appreciative Inquiry adalah untuk memudahkan menemukan kekuatan dan kemampuan yang sudah ada, dan bagaimana kemampuan itu bisa diterapkan lagi di masa datang untuk kemajuan organisasi/komunitas/lembaga.

Komunitas adalah suatu kelompok yang memiliki ketertarikan minat ataupun lingkungan yang sama. 

sumber: Pixabay


Ada beberapa unsur pembentuk dalam sebuah komunitas yaitu

  • Unsur persamaan dalam hal minat atau kepentingan. Dari satu minat atau perasaan ini akan mendorong terciptanya solidaritas antar anggota karena memiliki tujuan yang sama.
  • Unsur senasib sepenanggungan. Maksudnya disini adalah kesadaran akan peran dan tanggung jawab sebagai anggota komunitas sehingga hak dan kewajiban sebagai anggota pun akan dijalankan. Anggota komunitas pun akan berusaha untuk berkontribusi atau melakukan perannya agar komunitas itu tetap hidup dan berkembang. Tentunya ada sistem kaderisasi juga yang berlaku.
  • Unsur saling memerlukan artinya ada perasaan ketergantungan anggota terhadap komunitas yang diikuti. Karena merasa saling membutuhkan satu sama lain baik dalam hal ilmu maupun relasi pertemanan.

Komunitas adalah salah satu sarana kita untuk bertumbuh baik itu ingin belajar public speaking (menjadi moderator kulwap atau webinar bahkan menjadi pembicara), melatih diri untuk terjun aktif di dunia organisasi secara umum atau mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

Namun bukan berarti menjadi aktivis di sebuah komunitas organisasi itu kita merasa paling jago, paling keren, dan seterusnya. Justru kita harus selalu haus dan merasa menjadi gelas kosong. Siap berbagi ilmu maupun menerima ilmu. Kalau hanya ingin menerima saja namun enggan memberi berarti ada yang perlu diperbaiki dalam pola pikir kita☺️



Manfaatnya tentu banyak saat kita bergabung dalam sebuah komunitas. Teman-teman pasti tahu. Diantaranya kita mendapatkan pengalaman dan pembelajaran hidup yang berbeda dari kebanyakan orang. Mampu memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitarnya. Kita juga mampu menjaga kebersamaan dan membudayakan tradisi silaturahim dengan banyaknya kenalan baru serta meng upgrade wawasan dari komunitas yang kita ikuti.

Saat kita terjun dalam dunia komunitas, kita belajar tentang berorganisasi dan bekerja dalam tim dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Menjaga komitmen, belajar memahami dan berempati, mengasah kemampuan kepemimpinan karena kita semua memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin. Juga menumbuhkan semangat bagi diri sendiri untuk berinteraksi walaupun hanya sebatas grup WA atau pertemuan virtual.



Sebelum bergabung dalam sebuah komunitas kita harus tahu alasan mengapa kita memilih menjadi salah satu anggota dari komunitas tertentu. Apakah hanya ingin menjadi anggota yang siap bergerak menerima amanah atau tugas. Atau hanya ingin menjadi anggota pasif yang hanya menyimak  tanpa berkontribusi.

Saat kita sudah memutuskan dan terjun bergabung dalam sebuah komunitas, kita tahu akan ada program yang akan berjalan. Misalnya, suatu saat jika ada event terjun langsung ke lapangan atau mengisi acara via WA atau zoom, kita juga harus siap tanpa dibayar. Menjadi relawan dari sebuah komunitas memang harus pintar menjaga komitmen baik saat mulai bergabung dan selama perjalanan ini.

Seorang relawan memang tidak dibayar tapi kita tetap bisa merasakan kebahagiaan karena semuanya akan terbayar dengan rasa puas dan senang.

Menjadi relawan dalam sebuah komunitas tentu saja harus menyesuaikan kapasitas kemampuan kita baik dari segi waktu, tenaga, dan materi. Jangan memaksakan diri jika memang kita kurang sreg setelah bergabung selama beberapa waktu. Izin pamit baik-baik dan jelaskan alasan kita. Lau cari kembali komunitas yang pas dengan passion kita.

Teman-teman, dalam sebuah komunitas boleh jadi akan menjadi keluarga kedua kita. Sehingga kita tidak sungkan untuk saling bertukar informasi dan berbagi ilmu sehingga bisa meningkatkan kompetensi kita.

Sudahkah kita merasa bahagia saat bergabung dalam sebuah komunitas atau justru kita merasa sebaliknya merasa hampa dan tidak mendapatkan apa-apa?

Saling menjaga kepercayaan dan bertanggung jawab terhadap peran yang disematkan baik sebagai anggota atau pengurus komunitas. Menjadi silent reader itu sebenarnya gak enak loh. Kita bakalan sulit berkembang dan merengkuh sedikit manfaat jika kita sering pasif. Bangun semangat dan kepercayaan diri. Karena kita semua sejajar di mata Allah atau Tuhan yang kita sembah. Buang rasa malu atau sungkan jika ingin berkembang.

Komunitas yang sedang kita jalani sekarang bergerak di bidang literasi misalnya. Bantu memberi masukan jika komunitas kita akan mengadakan sebuah kegiatan. Bantu menambahkan detail informasi atau menyebarkan ke media sosial kita. Terus meng- update  informasi seputar acara yang akan kita adakan yang boleh jadi akan mendatangkan sponsor.

Mempererat dan saling mengenal juga bisa dilakukan dengan kopdar (kopi darat) bagi anggota yang berdomisili dalam satu kota. Berdiskusi tentang isu – isu hangat atau membahas visi misi komunitas bahkan event besar yang mungkin akan diadakan di sebuah tempat baik itu base camp khusus atau tempat nongki yang nyaman.

Kita juga bisa membuat merchandise dengan menyumbang sejumlah uang untuk kepentingan komunitas. Tentunya tidak seberapa dibanding rasa bangga ketika kita mengenakan merchandise  komunitas. Entah membuat gantungan kunci, pembatas buku, mug, dan lainnya.

Kata para ahli, sibuk itu

💫bekerja untuk menghabiskan waktu

💫cenderung multitasking

💫susah untuk menolak tawaran aktivitas lain

💫punya kecenderungan untuk menunda-nunda 

💫berpikiran bahwa istirahat berarti membuang waktu

Sedangkan produktif itu

🥳bekerja dengan tujuan yang jelas 

🥳fokus untuk melakukan tugas satu persatu

🥳dapat menolak hal atau aktivitas lain yang tidak penting

🥳menyelesaikan tugas tanpa menunda-nunda 

🥳beristirahat untuk berinvestasi dalam hal energi


Semoga kita semua tidak hanya "mendapatkan" tapi juga bebagi dan berkontribusi untuk komunitas dan tentunya bisa dengan hadir penuh dan sadar utuh dalam berkomunitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Festival Buku Berjalan: Perayaan 4 Tahun Buku Berjalan dengan Lestarikan Bumi Lewat Literasi dan Aksi

Ada yang spesial di perayaan 4 tahun Buku Berjalan kali ini. Yes … karena Forum Buku Berjalan sebagai komunitas literasi, juga turut serta ...