Senin, 13 Februari 2023

7 Penghargaan Literasi di Indonesia, Mana yang Baru Kamu Ketahui?

 


Sebagian besar penulis dan pegiat literasi memiliki tujuan utama mencerdaskan bangsa melalui tulisan dan buku. Diikuti dengan harapan agar angka buta aksara menurun dan minat baca meningkat. Oleh karena itu, saya rasa sangat pantas bila ada pihak yang memberikan penghargaan bagi mereka.

 

Sebagai pecinta buku, kita mengenal penghargaan Nobel Prize for Literature dan Pulitzer Prize. Apresiasi tersebut merupakan dua dari banyak penghargaan dunia yang khusus diberikan kepada penulis dan pegiat sastra.

 

Bagaimana dengan Indonesia? Penghargaan apa saja yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak swasta agar literasi baca tulis semakin membaik?

 

Setidaknya, ada tujuh penghargaan di bidang perbukuan dan literasi di Indonesia. Kita simak, yuk, apa saja nama penghargaan tersebut.

 

1.      Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka

Apresiasi ini diberikan oleh Pemerintah lewat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) kepada masyarakat yang sukses melakukan gerakan gemar membaca. Selain perseorangan, Nugra Jasa Dharma Pustaloka juga diberikan kepada lembaga atau kelompok yang memulai, berperan aktif melakukan dalam kegiatan literasi di Indonesia.

 

sumber: jogjapolitan.harianjogja.com

Ada 8 kategori penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka yaitu untuk pejabat publik, tokoh masyarakat, pegiat literasi, media massa, jurnalis, pelestari naskah kuno, buku (pustaka) terbaik, dan lifetime achievement. Lengkap sekali, kan?

 

2.      Penghargaan dari Kemendikbudristek

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi apresiasi kepada pegiat pendidikan keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), publikasi foto dan video keaksaraan serta literasi, serta tulisan terkait literasi.

 

sumber: www.karawangkab.go.id

Selain itu Kemendikbudristek juga memberikan penghargaan Anugerah Aksara Utama dan Anugerah Aksara Pratama kepada pemerintah daerah yang memiliki komitmen serta kepedulian terhadap berbagai isu terkait keaksaraan dan literasi melalui langkah strategis maupun kebijakan yang inovatif.

 

3.      Sayembara Novel DKJ

Siapa yang tidak mengenal penghargaan Sayembara Novel DKJ. DKJ sendiri merupakan singkatan dari Dewan Kesenian Jakarta. DKJ merupakan lembaga otonom yang dibentuk oleh masyarakat seniman yang pada awalnya dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada tanggal 7 Juni 1968. Sebagai informasi, sayembara ini sudah ada sejak 1974, dan dulunya bernama “Sayembara Mengarang Roman”.

 

sumber: hot.detik.com

Saya pribadi beberapa kali membeli buku pemenang Sayembara Novel DKJ. Membayangkan betapa sulitnya berkompetisi dengan ratusan penulis lainnya sehingga karya pemenang sudah pasti sangat mengesankan.

Beberapa karya yang menjadi pemenang Sayembara Novel DKJ yaitu Novel berjudul Kereta Semar Lembu karya Zaky Yamani (hadiah I tahun 2021), Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf (hadiah I tahun 2008), Novel Saman karya Ayu Utami (hadiah I tahun 1998), Novel Olenka karya Budi Darma (hadiah utama tahun 1980).

 

4.      Kusala Sastra Khatulistiwa

Ajang penghargaan kesusastraan Indonesia ini didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi Ichiki. Kusala Sastra Khatulistiwa dibangun sebagai anugerah sastra dari komunitas sastra untuk para penulis.

 

sumber: indonesiakaya.com

Penghargaan ini sudah ada sejak tahun 2001. Dulunya bernama Khatulistiwa Literary Award, tetapi pada tahun 2014 berganti nama menjadi Kusala Sastra Khatulistiwa. Pemenang KSK diseleksi oleh dewan juri dari buku-buku puisi dan prosa yang terbit dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

 

Beberapa contoh karya yang memenangkan KSK antara lain Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (Aan Mansyur, 2021) Empedu Tanah (Inggrit Putria Marga, 2020), dan Surat Kopi (Joko Pinurbo, 2015).

 

5.      Penghargaan Sastra Badan Bahasa

Penghargaan ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Penghargaan Sastra Badan Bahasa merupakan apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada para sastrawan yang memiliki karya sastra berkualitas dan konsisten dalam berkarya. Penghargaan ini sudah ada sejak tahun 1989.

 

sumber: badanbahasa.kemdikbud.go.id

Terdapat beberapa nominasi yang akan memperoleh penghargaan dari masing-masing kategori yaitu novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, naskah drama, dan kumpulan esai sastra. Beberapa pemenang Sastra Badan Bahasa yaitu Rokat Tase’ karya Muna Masyari (pemenang kumpulan cerpen 2021), Orang-Orang Oetimu karya Felix K. Nesi (pemenang kategori novel tahun 2021), Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau karya M. Aan Mansyur (pemenang kumpulan puisi tahun 2021), Janger Merah karya Ibed S. Yuga (pemenang naskah drama tahun 2021), dan Heterogenitas Sastra di Bali karya I Nyoman Darma Putra (pemenang kumpulan esai atau kritik sastra tahun 2021).

 

6.      Tokoh Seni Tempo

Sesuai dengan namanya, penghargaan ini diselenggarakan oleh Majalah Tempo. Kategori yang dipilih dalam penghargaan ini antara lain novel, kumpulan puisi, pameran seni rupa, pentas seni pertunjukan, dan album musik terbaik.

 

sumber: majalah.tempo.co

Beberapa pemenang Tokoh Seni Tempo pada tahun 2015 yaitu Melati Suryodarmo, Teater Payung Hitam, Faisla Oddang, Triyanto Twikromo, Efek Rumah Kaca. Selanjutnya, Tokoh Seni Tempo 2016 adalah Martin Suryajaya, Syaiful Aulia Garibaldi, Mondo Gascaro, dan kelompok Senyawa, serta Sapardi Djoko Damono.

 

7.      Anugerah Cerpen Kompas

Anugerah Cerpen Kompas merupakan sebuah penghargaan untuk para penulis cerpen yang  mengabadikan nilai-nilai moral dan kebangsaan, serta karyanya terbit di Harian Kompas. Penghargaan diselenggarakan sejak tahun 1992 dan pemenang biasanya diumumkan pada acara ulang tahun Harian Kompas.

 

sumber: Youtube Harian Kompas

Dewan juri Anugerah Cerpen Kompas menyeleksi cerpen-cerpen yang telah terbit di Harian Kompas, lalu emilih 15-20 cerpenis untuk diundang dalam acara penganugerahan apresiasi ini. Dari sekian belas nominasi, dipilihlah satu cerpen terbaik.

Salah satu nominasi Anugerah Cerpen Kompas yaitu cerpen karya Silvester Petara Hurit yang berjudul Menghantar Benih Padi ke Ladang dan Kabar di Malam Natal.

Dari tujuh penghargaan di atas, mana sih yang baru kamu ketahui? Apakah ada penulis favoritmu yang meraih penghargaan-penghargaan di bidang literasi dan sastra Indonesia? Sharing yuk di kolom komentar!


Kontributor: Dian Farida Ismyama

Editor: Evi Syahida

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bicara Buku bareng FBB: Sebuah Seni untuk Damai dan Bahagia di Hati karya Made Suwenten dan Indra Dewanto.

Buku Berjalan Indonesia kembali mengajak anggotanya untuk mendiskusikan bahan bacaan. Kali ini, kak Rahmah sebagai narasumber, memaparkan ul...