Sobat Buku, pernah nggak sih kamu terpikir, bagaimana caranya biar kerja kerasmu selama ini nggak sia-sia dan pada akhirnya kamu jadi kaya raya? Lalu kamu tergoda untuk melakukan bisnis? Trik apa sih yang para crazy rich di luar sana lakukan di keseharian mereka? Eh, tapi kamu selaku yang berpegang teguh untuk hidup lurus dan jujur sebagai muslim, maunya mengikuti langkah jadi sukses dan kaya yang nggak melanggar syariat agama.
Nah, pas sekali nih. Pada akhir bulan Agustus lalu, seri
Bicara Buku yang digelar di whatsapp
group dari Forum Buku Berjalan, mengupas buku yang rasanya akan pas sekali
untuk kamu baca. Buku berjudul Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para
Sahabat Nabi yang Kaya Raya. Sebuah buku yang akan lekas menyibak tabir
pemahamanmu kalau ada langkah yang bisa diupayakan tanpa kamu terlibat
kecurangan yang berpotensi buat hidupmu nggak tenang.
Profil Buku Tentang Cara Bisnis Ala Para Sahabat Nabi
Judul :
Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya
Raya
Penulis :
Ustadz Imam Mubarok bin Ali
Penerbit :
Laksana
Tahun Terbit : Cetakan
Pertama, 2019
Tebal :
212 halaman
Blurb Baku Tema Bisnis Ala Islam Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya
Buku ini menyajikan secara lengkap kisah-kisah inspiratif
seputar ibadah, bisnis, dan jihad para sahabat Rasulullah Saw., yang kaya raya.
Dengan gaya bertuturkata yang apik, penulis berhasil menyuguhkan bacaan
berkualitas sehingga pembaca akan sangat mudah untuk menyelami lautan hikmah
dari kisah tersebut.
Menariknya, buku ini sudah dilengkapi dengan ragam doa,
dzikir, dan amalan pelancar rezeki. Artinya, buku ini tidak hanya menyajikan
kisah agar pembaca dapat memetik hikmah, tetatpi juga menyajikan panduan
praktis untuk meraih hidup yang dipenuhi keberkahan dan kesuksesan sebagaimana
diteladankan oleh para sahabat.
Jadi, segera saja miliki buku ini. Selamat membaca!
Apa Isi Buku Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya?
Pada sesi kali ini, ada Kak Marisa yang akan mengupas soal insight apa sih yang ia tangkap dari
buku karya Ustadz Imam Mubarok bin Ali. Kak Marisa tentu saja nggak sendiri,
sebab ada Kak Yulia yang menemani dalam sesi Bicara Buku selaku moderator.
Kak Marisa memulai kisahnya menamatkan buku yang pada
akhirnya memberinya motivasi untuk semakin berusaha ini, berawal dari dirinya
yang teringat pada sebuah sabda dari Rasulullah SAW. Pesan tersebut kemudian
menguatkan Kak Marisa yang sudah cukup lama mendiamkan buku ini semenjak
pertama kali dibelinya pada 2019, agar dibaca hingga tuntas.
"Sebaik-baik manusia adalah manusia yang hidup di
zamanku (sahabat), kemudian orang-orang yang datang setelah mereka (tabi'n),
kemudian yang datang setelah mereka (tabi'ut tabiin)”. Sedangkan Rasulullah SAW
itu orang yang tidak berbicara dari hawa nafsunya, berarti ini adalah wahyu
dari Allah SWT.
Nah, mendapati Kak Marisa bertutur demikian sepanjang
bercerita bersama Kak Yulia, tentu saja dalam benak Minbuk lekas terbersit pemikiran
yang serupa. Iya ya, kenapa juga harus cari jalan sana-sini kalau sebenarnya
ada gaya hidup yang sudah ada ribuan tahun lalu dan tetap masih relevan untuk
diteladani dan dipraktekkan dalam kehidupan kita saat ini. Kamu setuju nggak
nih, Sobat Buku?
Umpamanya begini nih, Sobat Buku. Kalau Allah SWT dan
Rasul-Nya saja memuji mereka, kita pun yakin para sahabat Rasulullah adalah
sebaik-baik manusia setelah para Nabi dan Rasul. Ya kan, Sobat Buku?
Mereka masih bertemu Rasulullah lho, sehingga kalau ada
masalah yang mereka alami, mereka bisa langsung tanya Rasulullah (a.k.a sumber
terpercaya). Artinya para sahabat Rasulullah ini patut dicontoh. Makanya, buku
satu ini recommended banget untuk
ikut kamu baca juga.
Lewat pertanyaan yang Kak Yulia sampaikan ke Kak Marisa,
terjawab kalau Kak Marisa saja jadi makin penasaran dengan segala rupa langkah
yang berhubungan dengan meraup cuan tapi tetap sejalan dengan ajaran Islam. Sama
sih, Minbuk yang masuk kategori kaum mendang-mending juga sebelas dua belas dong.
Nah, dalam buku Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para
Sahabat Nabi yang Kaya Raya ada banyak sekali kisah kehidupan para sabahat
Rasulullah nih yang diangkat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam buku bertema
motivasi bisnis Islam ini, yaitu :
- Abdurrahman bin Auf
- Utsman bin Affan
- Khadijah binti Khuwailid
- Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Umar bin Khattab
- Abu Sufyan bin Harb
- Mu'awiyah bin Abu Sufyan
- Zubair bin 'Awwam
- Thalhah bin Ubaidillah
- Mu'adz bin Jabal
- Hakim bin Hizam
- Abbas bin Abdul Muthalib
- Khalid bin Walid
- Abu 'Ubaidah bin Al-Jarrah
- Abdullah bin Abbas
Sepanjang membaca bukunya, isi dan gaya penulisan di buku
ini sesungguhnya nggak seberat yang dipikirkan ketika mendapati judul bukunya
yang cukup panjang. Buku ini dipenuhi biografi dari ke-15 tokoh tadi. Penuturannya
yang singkat dan lugas, malah membuat buku karya Ustadz Imam Mubarok bin Ali
ini makin mengena sepanjang dibaca.
Selain berisi kisah dari ke-15 pebisnis yang hidup di masa
Rasulullah tadi, buku ini juga berisi anjuran, manfaat, amalan berupa
istighfar, dzikir, dan doa-doa pelancar rezeki yang InsyaAllah sesuai syariat
Islam.
Saat Kak Yulia bertanya pada Kak Marisa tentang, siapa sih
tokoh Islam yang buat Kak Marisa kagum banget selepas menamatkan buku ini? Rupanya
jawaban Kak Marisa malah buat Minbuk makin tergoda untuk mencari buku ini juga.
dokumen pribadi : Kak Marisa |
Kak Marisa terkagum-kagum pada sosok Abdurrahman bin Auf
yang mahir dalam berdagang. Ada keadaan dirinya yang pernah mengalami
kemiskinan karena meninggalkan kota Mekkah yang merupakan tempat kelahirannya
dan meninggalkan seluruh hartanya untuk turut hijrah bersama Rasulullah ke Kota
Madinah.
Mereka berhijrah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum
Quraisy yang terus meneror mereka. Pada keadaan itu, Rasulullah yang memang
banyak mempersaudarakan kaum muhajirin (yang meninggalkan Kota Mekkah) dan kaum
anshar (penduduk Kota Madinah), Abdurrahman bin 'Auf pun di persaudarakan
dengan Sa'ad bin Rabi' al-Anshari yang juga memiliki banyak harta.
Diriwayatkan Anas bin Malik, Sa'ad menawarkan kepada
Abdurrahman harta miliknya. Bahkan menawarkan untuk memilih di antara kedua
istrinya dan bersedia mentalak salah satunya untuk selanjutnya dijadikan istri
oleh Abdurrahman.
Namun Abdurrahman bukan tipe orang yang memanfaatkan
kesempatan. Ia lebih memilih meminta ditunjukkan pasar supaya ia bisa melakukan
transaksi jual beli dengan berusaha setelah mendoakan keberkahan bagi Sa'ad,
hartanya, dan keluarganya.
Intisari dari kisah Abdurrahman bin Auf yang Kak Marisa sampaikan
dari potongan kisah dalam buku Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para
Sahabat Nabi yang Kaya Raya terbitan penerbit Laksana ini sih, berusaha dan bekerja
keras itu poin utama. Penting banget, malah.
Walau ada kemudahan di depan mata, namun bila itu hasil
pemberian tanpa pernah berusaha, tentu nggak akan menyenangkan saat diterima.
Mengusahakan semampu dan sebisanya dengan niat kuat adalah kunci utama menuju kaya
raya. Sobat Buku, kamu setuju sama Minbuk nggak ya?
Dalam buku ini juga, Kak Marisa membisikkan kalau ada juga
contoh bagi kamu yang ingin hidup ala work
life balance tapi pemasukan tetap mengalir lancar. Bahkan ada selipan
tutorialnya juga lho, Sobat Buku.
Aih … apakah selepas baca ulasan Minbuk dari sesi Bicara
Buku minggu lalu ini, kamu juga jadi tertarik ikut baca bukunya? Hhh … Minbuk jadi
teringat buku yang juga kupas tentang sudut pandang Islam berjudul Jika
Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa nih. Sebagai muslim, banyak banget bahan
pengetahuan yang bisa diterapkan dalam keseharian kita ya.
Sobat Buku, sampai jumpa di sesi Bicara Buku selanjutnya.
Kontributor : Akarui Cha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar