Forum Buku Berjalan kembali menghadirkan bicara buku bersama Kak Rahmah nih, Sobat Buku! Kali ini, beliau tertarik mengulas buku self improvement berjudul Tenang…, Semua Pernah Salah Kok.
Hmm, unik ya judul bukunya! Biar gak kelamaan, yuk kita intip pembahasannya!
Profil Buku Tenang …, Semua Pernah Salah Kok
Judul
: Tenang …, Semua Pernah Salah Kok
Penulis
: MA. Khalim
Penerbit
: Kawah Media
Tahun Terbit : Desember
2022
Jmlh hal
: 221 halaman
Blurb Tenang …, Semua Pernah Salah Kok
Aku tahu, hidup tidak selalu memberikan apa yang kita
inginkan. Akan ada saatnya kita merasa rapuh dan tidak berdaya menghadapi
keadaan. Kita seperti ragu dan takut dengan apa pun yang ingin kita putuskan.
Saat masa-masa itu tiba, aku ingin buku ini hadir sebagai
rumah yang bisa kamu datangi sewaktu-waktu. Rumah yang akan selalu memberimu
kehangatan dan ketenangan. Ketahuilah Sahabat, apapun yang kamu alami saat ini,
semua itu adalah wajar. Percayalah, semua akan baik-baik saja. jika kamu merasa
suntuk dan tidak tahu harus pergi kemana, kemarilah. pintu rumah ini akan
selalu terbuka untukmu dan siapapun yang ingin sekedar singgah dan berteduh.
Hidup ini bukanlah perkara masalah tanpa penyelesaian.
Terkadang malah pikiran kitalah yang menjadikannya seperti benang kusut. Merasa
berlebihan terhadap suatu hal yang sebenarnya tidak perlu. Marah yang tidak
beralasan. Sedih yang tidak tahu batas. Kecewa tanpa mengenal maaf.
Ada beberapa hal dalam hidup yang sepertinya memang tidak
bisa diungkapkan atau memang tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
Beberapa dari kita merasa khawatir atau bahkan takut kalau kejujuran atas
perasaan tersebut dapat menyakiti diri sendiri. Karena itu, pada akhirnya
memilih untuk memendamnya sendiri.
Lambat laun, perasaan itu semakin menumpuk dan menggunung.
Hingga menganggapnya sebagai beban hidup yang begitu berat-yang setiap hari
terus bertambah. Keadaan ini membuat mereka menjadi menutup diri dari keadaan
dan perubahan. Menganggap, 'rasa yang mengganjal' tersebut menjadi lumrah untuk
dirasakan tanpa perlu diselesaikan. Mereka kehilangan kebebasan pada dirinya
sendiri.
Tidak ada yang salah dengan perasaan buruk. Kita boleh menangis, marah, sedih, kecewa-karena itu hal wajar. Tapi, semua itu ada batasnya. Kecewalah secukupnya, menangislah sewajarnya. Setelah itu, mari kita sama-sama melangkah.
Mengajak Kita Menertawakan Kehidupan
Poin pertama yang menarik adalah buku ini akan mengajak kita
untuk menertawakan kehidupan. Wait,
apa tuh maksudnya?
Hidup itu rumit. Semua tentu tahu bukan? Nah, penulis
menuturkan untuk membuat kerumitan itu menjadi lebih sederhana.
Caranya? Tentu, dengan mulai memaklumi hal-hal dan
menertawakannya saja.
Secara sederhana, penulis mengajak kita untuk tidak
memikirkan masalah secara berlebihan. Kadang kala, pikiran kita terpaksa
memikirkan hal-hal di luar kendali. Hal ini akan membuat kita stres berkepanjangan,
bahkan bisa memunculkan berbagai penyakit.
Apapun masalahnya pasti akan terselesaikan kok! Percaya deh!
Tidak Menghakimi Orang Lain
Buku ini juga mengingatkan untuk tidak menghakimi orang
lain. Tentu kita ingat ada kasus selebgram yang mempertahankan rumah tangganya
meskipun ada kekerasan di sana, kan?
Banyak orang mengatakan perempuan itu bodoh. Namun, tahu apa
mereka yang hanya melihat melalui layar?
Coba Aja Dulu
Buku ini menyelipkan nasehat untuk mencoba berbagai hal
tanpa overthinking.
Keluarlah dari zona nyamanmu!
Memulai sesuatu memang sulit. Bahkan, kita bisa
merencanakannya, namun tak berani merealisasikannya meskipun berbulan-bulan
lamanya. Sebelum mencoba, kita sudah memikirkan hal-hal buruk yang belum
terjadi.
Menghargai Rutinitas Sederhana
Rutinitas kita setiap hari memang cenderung membosankan.
Kita melakukan hal yang sama, bertemu orang sama sama, tak jarang suasana dan
tempat yang sama pula. Hal ini akan membuat kita merasa bosan.
Namun, tahukah kamu? Kita perlu konsisten untuk mendapatkan
hasil optimal. Meskipun memiliki satu keahlian, itu sudah cukup kalau kita mau
bertahan dan fokus mengasahnya. Dalam proses itu, kita akan bertemu pengalihan
dan rasa iri terhadap teman yang memiliki banyak keahlian. Namun, selama kita
fokus pada tujuan, kita akan baik-baik saja.
Hidup Tenang dengan Ikhlas
Apa sih makna hidup tenang bagi kalian? Apakah kekecewaan
dan kemarahan bisa menjadikan hidup lebih tenang?
Bagi penulis sendiri, hidup tenang bukan berarti senang. Ada
banyak emosi yang perlu kita pahami dan kelola. Kita akan merasa kecewa, marah,
sedih, senang, dan lain-lain. Emosi itu wajar dan semua orang memilikinya. Kita
tidak perlu menghilangkannya dari hidup kita. Hal yang perlu kita pahami adalah
bagaimana cara kita mengelolanya agar hidup menjadi tenang. Yap, dengan
meningkatkan rasa ikhlas dan syukur atas hidup kita.
Wah menarik ya buku self
improvement ini. Next, ulas buku
apa lagi ya? Penasaran kan? Jangan lupa follow
Instagram Forum Buku Berjalan untuk ikut bicara buku selanjutnya ya!
Kontributor : Yuyun Maulidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar