Hai Sobat
Buku! Dalam Temu Buku Online yang dipandu oleh Kak Rahmah ini mengundang Kak Sabrina, seorang bookstagrammer dan research oriented students sebagai
narasumber yang berbagi pengalaman cara “Menulis Artikel bagi Pemula Berbasis Mini
Riset”. Kali ini, kita bukan hanya belajar cara menulis artikel bagi pemula, tetapi
juga membaca buku bareng dan ditutup dengan membagikan refleksi dari buku
yang dibaca. Asyik, kan?
Temu Buku
Online Minggu malam (21/09/25), diawali dengan Kak Sabrina yang mengajak
peserta berkenalan lebih dekat dengan menulis artikel berbasis mini riset. Seberapa
penting menulis artikel bagi pemula? Kenapa artikel perlu mini riset?
Dalam salindia
yang dijabarkan oleh Kak Sabrina, artikel adalah cara untuk menyebarkan ide,
pengalaman, dan hasil riset kecil kepada publik. Lebih lanjut, mini riset dalam
sebuah artikel memiliki peran penting. Karena tulisan itu bukan hanya berdasar
pada opini semata, tetapi juga berbasis data. Hal ini tentu akan memperkuat kredibel atas artikel
yang dibuat oleh penulis.
Lantas,
apa itu mini riset? “Penelitian sederhana, cakupan kecil, waktu singkat,
tapi tetap mengikuti kaidah ilmiah,” jelas Kak Sabrina. Jadi, sekalipun penelitian
dalam mini riset tak sekompleks penelitian pada umumnya, tetapi harus tetap
mengedepankan kaidah ilmiah. Salah satunya memperhatikan struktur mini riset
yang meliputi:
- Judul
Singkat,
jelas, dan menarik (maksimal 12-15 kata).
- Pendahuluan
Latar belakang masalah, masalah dan tujuan.
- Metode
Jelaskan
subjek, teknik pengumpulan data, dan cara analisis.
- Hasil dan
Pembahasan
Tampilkan data sederhana berupa tabel/diagram
maupun juga diskusi.
- Kesimpulan
Menjawab
permasalahan.
- Referensi
Menggunakan
sumber kredibel.
Bagi pemula, struktur mini riset ini bisa menjadi sebuah panduan dalam proses menulis artikel. Agar memudahkan pemula untuk bisa meramu ide, maupun opini yang bersandar pada data.
Bagaimana Langkah-langkah Menulis Riset Mini?
Menurut
Kak Sabrina, langkah pertama dalam menulis riset mini diawali dengan menentukan
topik. Dalam hal memilih topik, kita bisa tentukan topik kecil, maupun yang
sederhana. “Misalnya literasi awal, minat baca, atau buku cerita,” ungkapnya.
Sesudah menemukan topik, kita bisa menyusun pertanyaan dengan topik yang sedang diteliti. Pastikan pertanyaan itu sederhana dan terukur. Tak kalah penting, jangan lupa mengumpulkan data berupa observasi, wawancara, atau angket singkat. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif, baik berupa perbandingan antara sebelum dan sesudah diolah. Dari analisis tersebut, kita akan menuliskan hasilnya dengan menggunakan bahasa yang jelas, padat dan mudah dipahami.
Tips Menulis Artikel berbasis Mini Riset
Dalam menulis
artikel, pasti sebagian dari kita kerapkali mengalami tantangan, maupun juga
kendala dalam menulis. Terkhusus, bagi pemula yang belum terbiasa dengan penulisan
artikel berbasis mini riset. Maka, Kak Sabrina juga membagikan beberapa tips
penting dalam proses menulis artikel berbasis mini riset bagi pemula.
Pertama,
menemukan topik yang dekat dengan keseharian kita. Terutama topik yang telah kita
akrabi, baik berupa hobi, kesukaan maupun apa yang kita minati. “Jangan
takut singkat, lebih baik tapi rapi,” ujar Ka Sabrina. Kedua, pastikan
untuk menggunakan data sederhana yang diperkuat dengan kutipan penelitian
terdahulu. Ketiga, yang tak kalah penting ialah melatih diri untuk menulis
secara konsisten, daripada menunggu ide sempurna. Percayalah, melalui latihan
menulis secara tidak langsung juga turut memancing kelahiran ide, sekaligus
memperbiasakan diri akrab dengan aktivitas menulis.
Kak
Sabrina juga mengingatkan bahwa dengan menulis artikel, bukan semata-mata untuk
publikasi, tapi juga bagian dari bentuk kontribusi pada budaya literasi. “Dengan
riset kecil, kita sudah ikut mendorong perubahan nyata di lingkungan dan
masyarakat,” paparnya. Selain itu, ia juga berpesan kunci menulis artikel
bagi pemula ialah dengan memulai terlebih dulu. Terpenting, jangan takut salah,
revisi sambil terus belajar.
![]() |
Foto bersama |
Hal yang menarik dari tips yang dibagikan Kak Sabrina, yang perlu digaribawahi yakni membangun kebiasaan menulis dengan menulis jurnal harian. Melalui tulisan jurnal tersebut yang konsisten ditulis setiap hari, secara tak langsung membiasakan diri untuk berpikir aktif. Bahkan, terkadang melalui tulisan refleksi yang tersaji dalam jurnal harian, baik dalam buku harian atau blog dan sebagainya, bisa menjadi cara untuk mempertajam analisis kita tentang apa yang ingin kita tulis.
Menarik, kan? Apakah Sobat Buku tertarik menulis berbasis mini riset? Yuk berbagi cerita dan pengalaman di kolom komentar!
Tidak ada komentar