Buku Self-Talk: Cara Cepat Memulai Percakapan dengan Diri Sendiri

Share:

 

"Tetaplah bertahan, tidak peduli sebanyak apa beban yang kamu pikul saat ini. Terus saja bertahan." (Halaman 137)

Dalam sehari, pernahkah kita bertanya tentang kabar diri sendiri? Sepertinya, sebagian dari kita acapkali mengabaikan ini tanpa disadari. Nyatanya, semakin banyak bertemu dengan berbagai hal, malah terkadang membuat diri kita perlahan-lahan perlu ruang untuk diri sendiri. Ruang untuk mempertanyakan apa yang kita rasakan dan pikirkan dari sudut pandang diri sendiri.

Melalui bicara buku perdana bulan Oktober pada Jumat, (03/10/2025) ini, Kak Yuni sebagai moderator yang menemani Kak Rahmah sebagai pengulas dalam mengupas buku Self-Talk. Nah, garis besar buku ini tentang percakapan dengan diri sendri. Kenapa harus self-talk? Seberapa penting self-talk bagi setiap orang?

Sedari awal, buku ini telah mencuri perhatian pembaca, sebagaimana yang dipikirkan oleh Kak Rahmah. Menurutnya, buku yang terlahir dari pengalaman pribadi Fikri Muhammad yang tertuang dalam akun Instagram @teman.senyawa sebagai tempat menuangkan curhatan, sekaligus refleksi diri. Dari akun tersebut, Fikri menemukan hampir sebagian besar orang memiliki masalah serupa. Hal ini membuatnya ingin mengajak pembaca untuk lebih peduli pada diri sendiri melalui tulisannya.

Pentingnya Self-Talk

Kak Rahmah menuturkan, tema utama yang diangkat dalam buku ini berkaitan erat dengan pentingnya “self-talk”. Tepatnya, berbicara pada diri sendiri secara lebih positif sebagai medium pengembangan diri dan pengelolaan emosi. Lebih lanjut, setiap bab dalam buku ini mengajak pembaca untuk selangkah lebih dekat untuk mengenal berbagai perasaan, pikiran negatif, bahkan belajar menerima kenyataan.

Buku ini pun juga menyajikan kata-kata mutiara dalam menginspirasi pembaca. Bahkan harus diakui, banyak kutipan menarik yang menurut Kak Rahmah harus menjadi salah satu buku yang harus dibaca oleh khalayak ramai. Sebab, ada pesan utama dari buku self-talk yakni, agar pembaca tidak takut untuk mencoba pelan-pelan mengungkapkan isi hati. Selain itu juga untuk melatih pembaca untuk belajar konsisten dalam menuliskan refleksi diri demi menumbuhkan kesadaran diri.

Bayangkan, apa jadinya jika kita memilih memendam semua gejolak emosi seorang diri? Nah, Penulis berusaha mengajak untuk tak melihat segala emosi dan berbagai pikiran dengan penghakiman yang ditujukan kepada diri sendiri. Melainkan untuk berusaha jujur pada sendiri melalui percakapan batin secara positif. Bahwa, apa yang kita rasakan merupakan sesuatu yang valid. Namun, itu bukan berarti menggambarkan diri kita seutuhnya.

Adanya percakapan batin yang dimulai dari jujur pada diri sendiri, walaupun pada awalnya terasa sulit. Namun, itu yang kita perlukan untuk benar-benar hadir membersamai diri sendiri. Nyatanya, ini memberi kita ruang untuk memahami diri sendiri saat kita mulai merasa tak sedang baik-baik saja.

Pada Bab satu yang membahas tentang Mengenal Diri dan Pentingnya Self Talk, Kak Rahmah menjelaskan, “Bab ini membahas tentang pentingnya mengenal diri sendiri sebagai langkah awal untuk melakukan self-talk yang sehat. Penulis mengajak pembaca menyadari betapa banyak pikiran dan perasaan yang tersembunyi dalam batin dan seringkali tidak diungkapkan.”

Baginya, self-talk harus dipahami sebagai dialog internal yang memiliki dua peran penting bagi diri seseorang, karena bisa membangun atau malah memperparah kondisi mental seseorang. Dalam bab ini, pembaca perlu memahami bahwa menjaga komunikasi positif dengan diri sendiri sangat penting bagi kesehatan mental.

Bila Bab satu menjabarkan tentang mengenal diri, pada bab dua lebih menitikberatkan pada cara mengelola pikiran negatif dan emosi yang kerapkali bertandang tiba-tiba ke dalam diri. Misalnya, rasa takut, cemas, bahkan keraguan, bahkan pada diri sendiri. Sebagaimana ungkapan Kak Rahmah, “Yang suka nakutin diri sendiri itu malah pikiran dan perasaan kita sendiri. Ditambah omongan orang lain yang mungkin bernada meremehkan atau meragukan kemampuan kita, ya bablas deh kita malah makin gak semangat atau malah mau menyerah.”

Dalam menghadapi berbagai kebisingan isi kepala, ada dua poin penting yang harus diingat oleh pembaca untuk memberi ruang dan waktu untuk memahami emosi secara jujur. Awalnya, barangkali dari kita akan merasa marah, tapi mesti bersabar untuk menghadapi gejolak batin. Menulis apa yang dirasakan dan mencari tahu alasan dibaliknya, bisa menjadi cara untuk pelan-pelan mengarahkan self-talk secara lebih positif.

Selanjutnya, saat pembaca telah lebih mengenal cara mengarahkan self-talk, maka pad bab tiga, akan mengajak pembaca untuk membangun kepercayaan diri lewat self-talk. Dalam arti ini, pembaca diajak membangun kepercayaan diri lewat dialog internal yang didasari oleh rasa penghargaan dan penerimaan diri. Alih-alih mengkritik diri, Penulis berusaha untuk bercakap-cakap dengan kata-kata yang bisa membangkitkan motivasi dari dalam diri.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang menjabarkan bahwa mempraktikkan kalimat afirmasi atau pernyataan positif yang berulang-ulang, bisa menumbuhkan rasa kepercayaan diri sendiri. Bahkan, mampu menumbuhkan pola pikir positif jika dilakukan secara konsisten melalui self-talk. Lebih lanjut, Kak Rahmah menyebut, “Inti dari bab ini adalah membangun mental yang kokoh, agar pembaca lebih siap menghadapi tantangan hidup.”

Kelebihan Buku Self-Talk

Menurut Kak Rahmah sebagaimana yang telah ia rangkum menyelesaikan membaca buku ini, ada beberapa kelebihan yakni:

  • Menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami sehingga cocok untuk berbagai kalangan pembaca.
  • Buku ini mengajak pembaca mengenal dan lebih peduli pada diri sendiri, membantu meningkatkan kesadaran dan self-compassion.
  •  Format buku tidak terlalu tebal dan pas untuk dibaca secara bertahap tanpa membebani pembaca.
  • Berisi pesan-pesan yang realistis dan tidak memaksa pembaca untuk merasa harus "sempurna" atau selalu termotivasi. Lelah boleh tapi jangan terlalu lama bersantai atau malas-malasan.
  • Buku ini mampu memberi inspirasi untuk bertemu dengan "diri yang baru, tumbuh, dan sembuh" setelah melewati masa-masa sulit.

Identitas Buku

Judul: SELF TALK

Penulis: Fikri Muhammad (@teman.senyawa)

Penerbit: TransMedia Pustaka

Tebal: 160 halaman


Menarik, kan? Ada yang related dengan buku ini? Ayo berbagi pengalaman Sobat Buku di kolom komentar!

Tidak ada komentar