![]() |
Dalam
sehari, pernahkah kita bertanya tentang kabar diri sendiri? Sepertinya,
sebagian dari kita acapkali mengabaikan ini tanpa disadari. Nyatanya, semakin
banyak bertemu dengan berbagai hal, malah terkadang membuat diri kita
perlahan-lahan perlu ruang untuk diri sendiri. Ruang untuk mempertanyakan apa
yang kita rasakan dan pikirkan dari sudut pandang diri sendiri.
Melalui
bicara buku perdana bulan Oktober pada Jumat, (03/10/2025) ini, Kak Yuni
sebagai moderator yang menemani Kak Rahmah sebagai pengulas dalam mengupas buku
Self-Talk. Nah, garis besar buku ini tentang percakapan dengan diri sendri.
Kenapa harus self-talk? Seberapa penting self-talk bagi setiap orang?
Sedari awal, buku ini telah mencuri perhatian pembaca, sebagaimana yang dipikirkan oleh Kak Rahmah. Menurutnya, buku yang terlahir dari pengalaman pribadi Fikri Muhammad yang tertuang dalam akun Instagram @teman.senyawa sebagai tempat menuangkan curhatan, sekaligus refleksi diri. Dari akun tersebut, Fikri menemukan hampir sebagian besar orang memiliki masalah serupa. Hal ini membuatnya ingin mengajak pembaca untuk lebih peduli pada diri sendiri melalui tulisannya.
Pentingnya Self-Talk
Kak
Rahmah menuturkan, tema utama yang diangkat dalam buku ini berkaitan erat
dengan pentingnya “self-talk”. Tepatnya, berbicara pada diri sendiri secara
lebih positif sebagai medium pengembangan diri dan pengelolaan emosi. Lebih
lanjut, setiap bab dalam buku ini mengajak pembaca untuk selangkah lebih dekat
untuk mengenal berbagai perasaan, pikiran negatif, bahkan belajar menerima
kenyataan.
Buku ini
pun juga menyajikan kata-kata mutiara dalam menginspirasi pembaca. Bahkan harus
diakui, banyak kutipan menarik yang menurut Kak Rahmah harus menjadi salah satu
buku yang harus dibaca oleh khalayak ramai. Sebab, ada pesan utama dari buku self-talk
yakni, agar pembaca tidak takut untuk mencoba pelan-pelan mengungkapkan isi
hati. Selain itu juga untuk melatih pembaca untuk belajar konsisten dalam
menuliskan refleksi diri demi menumbuhkan kesadaran diri.
Bayangkan,
apa jadinya jika kita memilih memendam semua gejolak emosi seorang diri? Nah, Penulis
berusaha mengajak untuk tak melihat segala emosi dan berbagai pikiran dengan
penghakiman yang ditujukan kepada diri sendiri. Melainkan untuk berusaha jujur
pada sendiri melalui percakapan batin secara positif. Bahwa, apa yang kita
rasakan merupakan sesuatu yang valid. Namun, itu bukan berarti menggambarkan
diri kita seutuhnya.
Adanya
percakapan batin yang dimulai dari jujur pada diri sendiri, walaupun pada
awalnya terasa sulit. Namun, itu yang kita perlukan untuk benar-benar hadir
membersamai diri sendiri. Nyatanya, ini memberi kita ruang untuk memahami diri
sendiri saat kita mulai merasa tak sedang baik-baik saja.
Pada Bab
satu yang membahas tentang Mengenal Diri dan Pentingnya Self Talk, Kak Rahmah
menjelaskan, “Bab ini membahas tentang pentingnya mengenal diri sendiri
sebagai langkah awal untuk melakukan self-talk yang sehat. Penulis mengajak
pembaca menyadari betapa banyak pikiran dan perasaan yang tersembunyi dalam
batin dan seringkali tidak diungkapkan.”
Baginya,
self-talk harus dipahami sebagai dialog internal yang memiliki dua peran penting
bagi diri seseorang, karena bisa membangun atau malah memperparah kondisi
mental seseorang. Dalam bab ini, pembaca perlu memahami bahwa menjaga
komunikasi positif dengan diri sendiri sangat penting bagi kesehatan mental.
Bila
Bab satu menjabarkan tentang mengenal diri, pada bab dua lebih menitikberatkan
pada cara mengelola pikiran negatif dan emosi yang kerapkali bertandang
tiba-tiba ke dalam diri. Misalnya, rasa takut, cemas, bahkan keraguan, bahkan pada
diri sendiri. Sebagaimana ungkapan Kak Rahmah, “Yang suka nakutin diri
sendiri itu malah pikiran dan perasaan kita sendiri. Ditambah omongan orang
lain yang mungkin bernada meremehkan atau meragukan kemampuan kita, ya bablas
deh kita malah makin gak semangat atau malah mau menyerah.”
Dalam menghadapi
berbagai kebisingan isi kepala, ada dua poin penting yang harus diingat oleh
pembaca untuk memberi ruang dan waktu untuk memahami emosi secara jujur. Awalnya,
barangkali dari kita akan merasa marah, tapi mesti bersabar untuk menghadapi gejolak
batin. Menulis apa yang dirasakan dan mencari tahu alasan dibaliknya, bisa menjadi
cara untuk pelan-pelan mengarahkan self-talk secara lebih positif.
Selanjutnya,
saat pembaca telah lebih mengenal cara mengarahkan self-talk, maka pad bab
tiga, akan mengajak pembaca untuk membangun kepercayaan diri lewat self-talk. Dalam
arti ini, pembaca diajak membangun kepercayaan diri lewat dialog internal yang didasari
oleh rasa penghargaan dan penerimaan diri. Alih-alih mengkritik diri, Penulis
berusaha untuk bercakap-cakap dengan kata-kata yang bisa membangkitkan motivasi
dari dalam diri.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menjabarkan bahwa mempraktikkan kalimat afirmasi atau pernyataan positif yang berulang-ulang, bisa menumbuhkan rasa kepercayaan diri sendiri. Bahkan, mampu menumbuhkan pola pikir positif jika dilakukan secara konsisten melalui self-talk. Lebih lanjut, Kak Rahmah menyebut, “Inti dari bab ini adalah membangun mental yang kokoh, agar pembaca lebih siap menghadapi tantangan hidup.”
Kelebihan
Buku Self-Talk
Menurut Kak Rahmah sebagaimana yang telah ia rangkum menyelesaikan membaca buku ini, ada beberapa kelebihan yakni:
- Menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami sehingga cocok untuk berbagai kalangan pembaca.
- Buku
ini mengajak pembaca mengenal dan lebih peduli pada diri sendiri, membantu
meningkatkan kesadaran dan self-compassion.
- Format
buku tidak terlalu tebal dan pas untuk dibaca secara bertahap tanpa membebani
pembaca.
- Berisi
pesan-pesan yang realistis dan tidak memaksa pembaca untuk merasa harus
"sempurna" atau selalu termotivasi. Lelah boleh tapi jangan terlalu
lama bersantai atau malas-malasan.
- Buku ini mampu memberi inspirasi untuk bertemu dengan "diri yang baru, tumbuh, dan sembuh" setelah melewati masa-masa sulit.
Identitas
Buku
Judul:
SELF TALK
Penulis:
Fikri Muhammad (@teman.senyawa)
Penerbit:
TransMedia Pustaka
Tebal: 160 halaman
Menarik, kan? Ada yang related dengan buku ini? Ayo berbagi pengalaman Sobat Buku di kolom komentar!
Tidak ada komentar