Solusi Mudah Ubah Kebiasaan: Cara Asyik Membangun Kebiasaan

Share:

Apakah Sobat Buku pernah beberapa buku berikut ini: The Magic of Habit, Hello Habits, The Power of Habit, How to Master Your Habits, Start with Why, Habit is Power, dan Good Habits, Bad Habits? Jika belum, berarti Sobat Baca perlu membaca buku yang diulas oleh Kak Rahmah dalam Bicara Buku yang dimoderatori Kak Visya, selaku founder FBB pada Senin (8/12/2025) lalu.

Buku yang diulas Kak Rahmah berjudul Solusi Mudah Ubah Kebiasaan karya Adi Wahyu Adji. Fyi, Penulis buku ini merupakan seorang Coach sekaligus CEO Rumah kepemimpinan. Salah satu pelatihan yang pernah dibuat oleh Penulis, yakni Kelas Reading Habit Class pernah diikuti oleh Kak Rahmah.

 

Identitas Buku

Judul Buku: Solusi Mudah Ubah Kebiasaan

Penulis: Adi Wahyu Adji

Penerbit: Gema Insani

Tahun Terbit: 2022

Jumlah halaman: 225 halaman

Sumber gambar dari Kak Rahmah

Hal Menarik dari Buku Ini

Buku ini bisa dibilang salah satu buku yang direkomendasikan kepada Sobat Baca untuk membangun kebiasaan. Menurut Kak Rahmah, buku ini banyak merampung ilmu tentang kebiasaan yang bisa dibaca, walaupun belum membaca buku yang membahas tentang kebiasaan seperti yang disebutkan di atas.

Buku yang terbagi dalam enam bagian ini, sedari awal telah mencuri perhatian Kak Rahmah. Bukan hanya karena isi bukunya yang daging banget!  Melainkan testimoni yang diberikan oleh para tokoh terkenal tentang isi buku ini yang emang segacor itu.

Nah, ada beberapa bagian yang di-highlight oleh Kak Rahmah yang dibagikannya dalam acara tersebut:

“Pertama, pilih kebiasaan berdasarkan kebutuhan. Kebiasaan apa yang memang benar-benar dibutuhkan dalan waktu dekat. Sebagai contoh, antara kebiasaan berolahraga pagi dan membuat tulisan, menurut kita manakah yang paling dibutuhkan?

Kedua, pilih kebiasaan yang paling besar dampaknya jika berhasil direalisasikan. Bayangkan jika suatu hari nanti kebiasaan itu benar-benar melekat pada pribadi kita, manakah yang memiliki pengaruh paling besar? Antara kebiasaan tidak tidur terlalu malam dan kebiasaan membaca buku, manakah dampak perubahannya paling besar jika itu benar-benar tercapai?

Ketiga, memilih kebiasaan yang paling siap dan mudah untuk dilakukan. Beberapa kebiasaan membutuhkan beragam kesiapan, sedangkan ada kebiasaan lain yang tidak sesulit itu untuk melakukannya. Antara kebiasaan belajar di pagi hari dan kebiasaan bersedekah, manakah yang paling siap dan mudah untuk dikerjakan? Masing-masing pilihan bisa jadi benar, karena memiliki pertimbangan yang berbeda, ya.”

Sumber gambar dari Kak Rahmah

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dalam membangun kebiasaan, baik lama maupun baru perlu adanya lima kategori utama inspirasi untuk membangun kebiasaan baru:

-Kategori spiritual,

-Kategori intelektual,

-Kategori kesehatan,

-Kategori karier, dan

-Kategori keluarga dan sosial.

Kak Rahmah menyebut antara lima kategori di atas, seseorang harus memilih satu kebiasaan yang perlu dibangun secara konsisten dalam kurun 30-40 hari tanpa terputus yang dilakukan di tempat dan jam yang sama. Namun, mengulang hal yang sama pada waktu dan tempat yang sama berulang-ulang perlu keterlibatan orang lain. Ini penting untuk mengingatkan Sobat Baca agar tak lupa, maupun juga perasaan untuk menyerah dalam membangun kebiasaan.

Ia juga menuturkan, dalam membangun kebiasaan juga perlu target yang realistis. Maksudnya, target yang dibuat dalam satu kebiasaan ialah target yang bisa dicapai oleh Sobat Baca tanpa harus merasa hal itu sebagai sesuatu yang berat. Begitu juga sebaliknya, tidak menetapkan target terlalu rendah hanya karena kesibukan.

Misalnya, ia mencontohkan dalam membangun kebiasaan membaca, “Saat ini kita sudah bisa baca buku selembar alias 2 halaman. Namun belum dibiasakan setiap hari. Maka, pasang saja target awal selama 30 atau 40 hari untuk membaca 2 halaman setiap harinya. Jangan buru-buru langsung gas jadi 4-5 halaman per hari.”

Pada sisi yang lain, kenapa nggak boleh pasang target yang terlalu rendah? Menurut Kak Rahmah, hal ini bisa bikin Sobat Baca menjadi kurang termotivasi untuk mengerjakannya. Misalnya, jika memasang target satu paragraf per hari. Padahal, bisa menulis menulis 3-5 paragraf. Maka, fokus menulis tiga paragraf setiap hari.

Dalam Bicara Buku tersebut, ada satu pesan yang paling mengena, yakni saat Kak Rahmah mengingatkan Sobat Baca tentang kebiasaan yang diniatkan untuk ibadah. “Apapun kebiasaan yang mau kita bangun, selalu niatkan untuk beribadah.  Ibadah kan gak melulu terkait salat, mengaji, dll.”

Sumber gambar dari Kak Rahmah

Lantas, apa yang perlu disiapkan dalam membangun kebiasaan?

Kak Rahmah mengungkapkan, dalam buku ini ada yang namanya proposal kebiasaan. Apa itu proposal kebiasaan? Bisa dibilang ini seperti proposal yang Sobat Baca buat untuk menyusun langkah-langkah dalam membangun kebiasaan. Salah satunya identitas yang dicapai dalam membangun kebiasaan tersebut, hingga waktu untuk melakukan kebiasan itu.

Misalnya, dalam membangun kebiasaan membaca dan menulis, Sobat Baca perlu menetapkan target yang telah disusun dalam proposal itu. Kita juga bisa menempelkan kebiasaan baru ke kebiasaan lama. Misalnya, bila kita terbiasa bangun pagi untuk membaca buku, bisa dilanjutkan dengan menulis 3-5 paragraf setiap hari.

Untuk memastikan kebiasaan yang dibangun bisa berhasil, maka Sobat Baca perlu pembiasaan berupa repetisi yang dilakukan secara konsisten. Kak Rahmah mencontohkan, “Dalam membangun kebiasaan bangun lebih pagi, mulai dulu dari memajukan alarm tiga puluh menit tiap hari. Nggak perlu langsung ke dua jam lebih awal.”

Namun, ada catatan penting yang perlu diperhatikan dalam membangun kebiasaan. Seumpama pedang bermata dua, setiap kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang bisa mendatangkan hal baik, maupun buruk bila tak dipelihara dengan baik. Selain itu, agar efek kebiasaan berdampak pada diri sendiri, perlu untuk memastikan kebiasaan eksis dalam jangka waktu lama.

Jika nanti ada banyak godaan yang menghadang, pastikan untuk tetap mengingat proposal kebiasaan, terutama identitas diri yang ingin dibangun dari kebiasaan tersebut. Lebih lanjut, Kak Rahmah mengungkapkan, “Jangan lupa untuk memberikan hadiah atau apresiasi pada diri sendiri saat berhasil target kebiasaan.”

Itulah keseruan dalam Bicara Buku yang digelar seminggu sekali di WAG Forum Buku Berjalan. Menarik, kan? Nah, Sobat Buku, yuk bagikan pengalaman membaca buku pengembangan diri? Sejauh ini, apa kebiasaan yang telah Sobat Baca lakukan? Gaskeun, jangan kasih kendor!

Tidak ada komentar