Kamis, 15 Agustus 2024

Belajar Tentang Kesalahan Berlogika dari Buku The Fallacy Detective

Cerna dulu. Jangan impulsif.

MinBuk auto penasaran sama sesi Bicara Buku yang mengulas tentang sebuah buku berjudul The Fallacy Detective yang menurut Kak Yuni selaku pengulas, banyak sekali mengajarkan tentang kesalahan berlogika. Sudah begitu, bukunya juga bisa dibaca oleh anak-anak mulai dari usia 12 tahun ke atas.

Wah … MinBuk senang sekali deh, Sobat Buku. Setelah sebelumnya, ada buku anak berjudul Lukisan Persahabatan Kintani yang dibahas di grup Forum Buku Berjalan, kali ini kembali ada buku ramah anak yang temanya terasa cukup berat hadir lagi dalam sesi perbincangan para Sobat Buku.

Profil Buku The Fallacy Detective

Judul                     : The Fallacy Detective (38 Lesson on How to Recognize Bad Reasoning

Penulis                 : Nathaniel Bluedorn & Han Bluedorn

Penerbit              : Christian Logic

Tahun Terbit      : 2009 (cetakan ketiga)

Tebal                     : 212 halaman

Blurb Buku Anak The Fellacy Detective

The Fallacy Detective has been the best selling text for teaching logical fallacies and introduction to logic for over 15 years.

What is a fallacy? A fallacy is an error in logic a place where someone has made a mistake in his thinking. This is a handy book for learning to spot common errors in reasoning.

- For ages twelve through adult.

- Fun to use -- learn skills you can use right away.

- Peanuts, Dilbert, and Calvin and Hobbes cartoons.

- Includes The Fallacy Detective Game.

- Exercises with answer key.

Kesalahan Logika Apa Sih yang Dimaksud Dalam The Fellacy Detective?

Senang sekali di sesi Bicara Buku kali ini, Kak Yuni yang akan mengulas sebuah buku anak berbahasa inggris ini ditemani oleh Kak Wiwin selaku moderator. MinBuk sendiri jadi mendapat banyak insight nih, terutama dengan bagaimana cara berpikir sebagai manusia sosial yang selama ini dikira lazim … eh tahunya malah cacat logika.

Sebentar … cacat alias adanya kesalahan dalam berlogika? Lalu maksud dari kalimat penutup sesi Bicara Buku yang MinBuk sematkan di pembuka dari post ini tuh, apa ya?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering banget baca atau mendengar berita yang sebenarnya menuntut logika kita untuk mencerna dan memberikan penilaian dengan efek sampingnya. Kita akan turut beropini benar atau salah serta mengikuti atau tidak narasi yang disampaikan.

Nah buku The Fellacy Detective ini sangat menarik karena setelah sedikit dapat gambaran tentang isinya dengan narasumber, ternyata membahas tentang kesalahan berlogika. Siap-siap ter-jleb-jleb ya, Sobat Buku.

Lewat penuturan dari Kak Yuni, rupanya buku anak satu ini sudah berkali-kali dicetak ulang. Sayangnya memang belum ada seri terjemahan dalam bahasa Indonesia nih. Menariknya, pembaca diajak berpikir cerdas dan berlogika dengan benar.

Lewat cerita panjang Kak Yuni, asal muasal logika sebagai suatu disiplin ilmu itu bermula dari penelitian Aristoteles. Ribuan tahun lalu, Aristoteles mempelajari dan mengklarifikasikan kesalahan-kesalahan bernalar yang ia amati.

Berhubung membaca buku babon itu abot banget buat orang kebanyakan, maka lewat buku ini penulisnya (duet Bluedorn) mencoba menyederhanakan dengan fokus pada kesalahan logika informal. Rupanya, ini nih alasan Kak Yuni menyarankan untuk orangtua yang memberlakukan homeschooling untuk anak-anaknya agar turut membaca buku karya duo Bluedorn ini.

Apa itu logical fallacy? Kesalahan dalam berlogika. Ada kalanya kita tanpa sadar salah dalam berlogika. Dalam buku ini, banyak mengulik kesalahan dalam berlogika informal.

Serunya, gaya penyampaian dalam The Fallacy Detective benar-benar mengajak pembacanya serupa bermain ala ala detektif. Ada banyak contoh kasus logika yang mencermati setiap pemikiran dan narasi yang berseliweran di dalam bukunya.

Dokumen Pribadi Kak Yuni saat sampaikan Bicara Buku tentang The Fallacy Detective

Kak Yuni mengutip 4 kesalahan logika informal yang biasanya tanpa disadari, kemungkinan sering kita lakukan nih, Sobat Buku. Mulai dari :

Red Herring Logical Fallacy

Kesalahan logika ini adalah dengan mengalihkan isu kepada hal lain yang tak berkaitan. Istilah asiknya sih, ngeles alias banyak alasan.

Contoh :

“Iya, saya tahu, saya membeli air fryer yang sebenarnya nggak sesuai dengan anggaran bulan ini. Namun, coba bayangkan berbagai gorengan sehat non minyak yang bisa kita nikmati tanpa rasa bersalah dan tanpa risiko kolesterol.”

Sebentar … kok MinBuk jadi kepikiran tentang “bayangkan kalau buku ini nggak dibeli sekarang, belum tentu nanti bisa gampang lagi ketemunya”, dan begitulah suara hati MinBuk tiap kali beli buku yang jumlah dan harganya over budget dari jatah bulanan MinBuk. Rupanya Kak Wiwin pun ikut menyuarakan contoh serupa.

Spesial Pledging

Kesalahan logika yang terjadi ketika adanya standar ganda dan perkecualian khusus yang diminta.

Contoh :

“Saya tahu, menerobos lampu merah itu melanggar aturan. Tetapi saya harus buru-buru ke bandara. Saya takut tertinggal pesawat.”

Salah tetap salah. Melanggar aturan ya tetap ada konsekuensi hukum. Jangan cari alibi supaya dibenarkan. Ini adalah jenis kesalahan logika kedua. Special pleading - permohonan untuk perkecualian.

Ad Hominem Attack

Saat kita menyerang pribadi dari orang yang berargumen dan bukan menyerang argumennya. Eh … sebentar, poin ini sering banget terjadi dalam sesi diskusi bukan sih, Sobat Buku?

Contoh :

Jemmy : Om saya bilang bahwa semua pembunuh harus dihukum mati agar tak ada yang berani lagi melakukan pembunuhan.

Sylvia     : Bukannya Om-mu dulu pernah dipenjara? Mantan napi tuh tak pantas untuk beropini!

Adalah bijaksana bisa menerima nasihat benar darimana pun sumbernya. Opini seseorang itu kan netral, jangan subjektif karena tidak suka orangnya lantas tidak mau terima semua sarannya. Jadi lewat buku ini kita diajak untuk memilah dengan  kritis, opini mana yang layak masuk prinsip internal kita, opini mana yang kita tolak.

Kita belajar pembentukan opini dengan "sehat" dan "berimbang" sebelum opini tersebut kita telan dan jadi bagian dari prinsip hidup kita. Kita hidup di era socmed dimana hoax bertaburan di mana-mana dan sebagai netizen yang bijak, adalah baik untuk tidak telan bulat-bulat dan terprovokasi begitu saja oleh narasi yang beredar. Cek dulu fakta baru share.

Aih … MinBuk suka sekali nih sama pernyataan dari Kak Yuni. Rupanya, selama ini, hal tersebut yang kebanyakan terjadi dan bikin media sosial makin riuh ya karena kesalahan berlogika juga.

Genetic Fallacy

Saat kita menyerang argumen orang lain karena latar belakang si pembuat argumen. Melakukan perundungan terhadap fisik orang lain hanya demi memenangkan argumennya, rupanya sangat tak masuk logika lho, Sobat Buku.

Contoh :

Jenny    : Menurutku, hukuman mati itu salah. Kita tidak seharusnya mencabut nyawa orang.

Clyde     : Ah … kamu nggak setuju soal hukuman mati kan karena kamu dulu korban child abuse dan kamu belum bisa move on dari trauma masa kecilmu.

Ada banyak lagi nih pelajaran yang terangkum dan dijelaskan secara mudah lewat buku The Fellacy Detective ini. Kak Yuni – melalui obrolan ringannya bersama Kak Wiwin – menyampaikan kalau buku ini perlu banget untuk ikut kamu baca, Sobat Buku. Apakah kamu jadi penasaran juga sama bukunya?

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekomendasi 6 Tempat Bersantai yang Edukatif Ibukota: Gratis Loh!

Libur tlah tiba.. Libur tlah tiba... Mungkin itulah yang akan terlintas di benak sobat buku saat libur panjang seperti ini, bukan? Hmm, kira...