Banyak yang bilang kalau masa 5 Tahun Pertama Pernikahan adalah masa yang paling krusial. Sepasang pengantin yang masih layak disebut sebagai pengantin baru tadi, tentu akan menjumpai segala rupa tantangan yang mau nggak mau harus dijalani berdua sesuai komitmen saat ijab kabul yang sudah diucapakan di hadapan wali nikah.
Profil Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan
Judul :
5 Tahun Pertama Pernikahan (Menjemput Berkah, Menggapai Hikmah)
Penulis : Ikhsanun Kamil, Foezi Citra
Cuaca
Penerbit :
Mizania
Tahun Terbit :
Cetakan pertama, Agustus 2017
Tebal :
245 halaman
Blurb Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan
Buku ini berisikan catatan dan bait-bait pengalaman dalam
mengarungi pernikahan yang belum cukup lama usianya. Bukan sebagai malaikat,
bukan pula sebagai Cinderella dan Pangeran Kuda Putih-nya, bukan pula sebagai
pasangan romansa dalam berbagai drama yang terkenal keromantisannya. Ini
hanyalah kisah sepasang suami istri biasa di antara jutaan pasutri di Indonesia
lainnya, yang semoga pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak suami
istri di negeri ini untuk senantiasa membangun Rumah Tangga Surganya. Semoga
bisa menyerap saripati kebaikan yang ada, dan semoga bisa membantu Anda dan
pasangan Anda menjalani kehidupan pernikahan yang lebih baik lagi.
Pengalaman Jumpa dengan Buku Tema Pernikahan yang Ditulis Sepasang Suami Istri
Dari penuturan Kak Riri, sebenarnya Kak Riri sendiri baru
pertama kali mendengar judul buku yang ditulis oleh Canun Kamil dan Fufu Elmart
– bila menggunakan nama keduanya saat menulis buku-buku anak di bawah publisher
mereka sendiri ini – pada momen Tukar
Buku Berjalan sekitar awal tahun lalu. Baru membaca judul bukunya saja, Kak
Riri lekas kepincut.
Sayang sekali, rupanya Kak Riri belum berjodoh untuk bisa
memeluk buku bertema pernikahan satu ini, lewat sesi tukar buku kala itu. Pada
akhirnya, Kak Riri berhasil membaca tamat buku yang sampulnya didominasi warna
putih ini ketika mendapatkan tukar pinjam pada sesi Tukar Buku Berjalan di
bulan Agustus.
Wah, pas sekali ya Kak. Jadilah, nggak butuh waktu lama
berselang selepas ditamatkan, MinBuk dan Sobat Buku bisa cari tahu tentang isi
bukunya lewat sesi Bicara Buku.
Poin pertama yang menarik sekali dari buku 5 Tahun Pertama
Pernikahan ini, tentulah sebab dua penulisnya memanglah sepasang suami istri.
Wah, MinBuk sejak awal pun sudah menduga, akan ada banyak sekali pengalaman
menjalani biduk rumah tangga di momen lima tahun pertama dari pasangan
penulisnya.
Canun Kamil sendiri merupakan seorang lulusan fakultas
kedokteran. Sementara Fufu Elmart sang istri, adalah lulusan kebidanan. Meski
demikian, selepas menikah, keduanya memutuskan untuk menekuni bidang training dan konsultan rumah tangga.
Sesuai dugaan para pembaca – MinBuk dan Sobat Buku juga kan
ya – mostly isi dari buku ini adalah pengalaman pribadi penulis selama 5 tahun
pertama pernikahan. Termasuk beberapa pengalaman client mereka juga.
Gaya penulisannya seperti untaian katra-kata mirip puisi,
Ada juga beberapa puisi bahkan lirik lagu yang dicantumkan. Menurut Kak Riri,
hal ini terjadi sebab Fufu Elmart alias Foezi Citra Cuaca memang begitu
menyukai puisi, sehingga memberi banyak pengaruh dalam gaya penulisannya.
Fase Pernikahan di Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan
Sebab buku tema pernikahan ini memang diambil dari
pengalaman pribadi penulis, juga saripati dari pernikahan di sekitar penulis,
ada 5 fase dalam pernikahan yang muncul sepanjang 5 tahun menjalani posisi
sebagai sepasang suami istri. Nah, lengkap dibahas nih di buku ini, Sobat Buku.
Fase sepanjang 5 tahun pertama pernikahan tersebut, yaitu :
- Fase euforia
- Fase pain
- Fase struggle
- Fase survive
- Fase bless
Masing-masing fasenya dijabarkan di bab tersendiri. Sehingga
bisa digambarkan kalau buku 5 Tahun Pertama Pernikahan ini berisi 5 bab utama.
Di awal bab dijelaskan mengenai petunjuk pemakaian buku ini.
Mulai dari diharapkannya pembaca nggak melewati bagian pendahuluan. Selanjutnya
pembaca bebas saja membaca masing-masing babnya meski nggak beurutan.
Bahas Lebih Jauh Soal Fase Pernikahan di 5 Tahun Pertama
Fase Euforia
Ini adalah fase kebahagiaan menjadi raja dan ratu, serta
kebahagiaan ketika merayakan cinta masih membara sedemikian luar biasa. Ini
merupakan fase yang dialami banyak orang ketika baru saja menikah. Masa saat
kekurangan pasangan mungkin belum tersingkap banyak, atau belum ke tahap
mengganggu.
Pada fase ini, dicantumkan beberapa judul puisi yang
diterima oleh penulis saat menikah. Aih … MinBuk sih membayangkan kalau di fase
euforia pernikahan ini, pastilah dipenuhi perasaan romantis dan jatuh cinta
setiap harinya ya, Sobat Buku.
Pembahasan yang paling berkesan buat Kak Riri selaku pembaca
adalah tentang perbedaan antara wedding
dan marriage. Nah lho, apa sih
memangnya beda dari kedua kata tersebut?
Lewat buku 5 Tahun Pertama Pernikahan, disebutkan tentang
banyak orang yang sibuk merencanakan pesta pernikahan (wedding), baik gedung,
undangan, konsumsi, foto pre-wed,
pelaminan, dan lain sebagainya. Tetapi jarang yang turut mempersiapkan
pernikahan itu sendiri.
Resepsi merupakan titik START.
Sementara persiapan pernikahan adalah knowledge dan skill pernikahan.
Fase Pain
Ini adalah fase ketika berbulan-bulan hidup bersama.
Dirasakan mulai ada sikap atau perilaku pasangan yang mengusik. Ketika ekspektasi
kita terhadap pasangan justru menipu diri kita. Ternyata, pasangan tak seperti
yang dibayangkan. Ditambah lagi dengan emosi negatif yang tersimpan pada diri
kita di masa lalu juga turut mengundang luka pada fase ini.
Pada fase ini, masalah yang terkesan kecil dan sepele pun
bisa jadi membesar. Pada beberapa pasutri, ada yang memilih menyerah pada fase
pain. Namun, cukup banyak juga yang menyikapi fase ini dengan baik dan
berlanjut ke fase berikutnya.
Di bab ini banyak dibahas mengenai problematika pernikahan
yang muncul akibat luka emosi atau luka batin yang belum usai. Terdapat 5
contoh kisah problem yang berkaitan dengan luka emosi dan bagaimana bisa
berdamai dengan luka itu.
Menurut Kak Riri, kisah-kisah tersebut cukup membekas
baginya. Salah satunya mengenai seorang ibu muda yang ketika ia mendapatkan
permasalahan dalam pernikahannya, selalu terbersit hasrat untuk pulang ke rumah
orangtuanya. Hal yang rupanya setelah dialami, ada yang belum selesai antara
dia dan dirinya sendiri, yaitu tentang niat dan tujuan ia menikah. Masih ada
luka yang belum disembuhkan. Sebab dirinya belum seutuhnya menerima jalan
takdir yang telah ia pilih.
Fase Struggle
Fase ketika sudah menyadari dan menerima kekurangan
pasangan, dan memilih untuk memperjuangkan serta memperahankan pernikahan. Fase
inilah yang disebutkan dalam buku 5 Tahun Pertama Pernikahan sebagai fase yang
paling banyak menguras energi.
Belum terjalinnya komunikasi yang baik, masih dengan
versinya masing-masing. Tantangan pada fase ini adalah banyak suami istri yang
merasa berjuang sendirian. Hal ini terus diupayakan hingga energinya habis dan
masuk ke fase berikutnya.
Pada bab fase struggle ini menurut Kak Riri, ada banyak
sekali problem yang terjadi di dalam rumah tangga sebagai bumbu-bumbu yang mewarnai
pernikahan. Persoalan yang bisa dibilang seringkali terjadi. Mulai dari masalah
komunikasi, perbedaan watak dan emosi, permasalahan ekonomi, persoalan anak,
mertua, bahkan orang ketiga. Hampir semua ada kisahnya.
Nah, segini saja nih pembahasan isi buku 5 Tahun Pertama
Pernikahan karya Ikhsanun Kamil dan Foezi Citra Cuaca yang diuraikan dalam sesi
Bicara Buku antara Kak Riri dan Kak Marisa. Kalau Sobat Buku sudah penasaran
dan ingin tahu lebih mendalam, ada baiknya memang beli bukunya sih ya.
Seperti judul buku yang minggu lalu sudah dibicarakan juga
nih, Sobat Buku. Tenang
… Semua Pernah Salah Kok, maka apapun yang terjadi dalam hidup merupakan
sebuah pembelajaran. Ya kan?
Pesan dari Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan
Sepanjang obrolan seru antara Kak Riri dan Kak Marisa,
MinBuk mendapati nih kalau ada beberapa pesan penting yang sesungguhnya menjadi
nyawa dari buku karya Canun Kamil dan Furu Elmart ini. Serupa dengan apa yang
Kak Riri sampaikan, bahwa Kak Riri meng-highlight beberapa poin penting dalam
masa awal pernikahan.
Pesan tersebut adalah … bahwa apapun persoalan rumah tangga
yang saat ini dihadapi, mungkin bisa jadi rasanya begitu bertubi-tubi tanpa
henti. Namun yakinlah, Allah SWT nggsk pernah meninggalkan kita. Allah SWT
menjulurkan begitu banyak tali pertolongan bagi kita dalam jurang.
Tentu saja demikian, sebab sebagai makhluk ciptaan Allah,
Allah SWT memberikan kita akal untuk berpikir, menganalisa, dan melakukan
introspeksi diri. Allah SWT pun memberikan kita mulut untuk berkomunikasi
dengan baik.
Selain itu, Allah SWT memberikan waktu bagi kita untuk
di-manage, sehingga kita diminta untuk mengatur waktu supaya terbangun quality
time dengan baik bersama pasangan. Sebab Allah SWT menghadirkan pasangan halal
adalah sebagai tempat untuk saling berbagi cerita, menjadi sahabat terdekat.
Allah SWT juga memberikan telinga untuk mendengar segala
keluh kesah dari pasangan sah. Allah SWT pun menghadirkan kesabaran dalam diri
sepanjang menjalani prosesnya. Allah SWT juga menghadirkan tangan untuk
bertindak dan mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Banyak hal yang Allah SWT sudah berikan kepada kita agar
tangguh menjalani dan memperjuangkan pernikahan yang sudah diikrarkan ya, Sobat
Buku. Nah, masih banyak pesan lagi yang tentunya banyak termuat dalam buku 5
Tahun Pertama Pernikahan karya Ikhsanun Kamil dan Foezi Citra Cuaca ini.
Kontributor : Akarui Cha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar