Buku Love from A to Z begitu dikenal. Kisahnya berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh penulisnya, S. K. Ali. Kisah tentang Adam dan Zayneb yang berjuang mengatasi tantangan tak terduga hingga menemukan jati diri mereka.
Kisah yang banyak menarik perhatian pembaca ini kemudian dilanjutkan dalam novel yang berjudul Love from Mecca to Medina yang muncul ke publik pada 2022 lalu.
Nah, kali ini nih Sobat Buku, Kak Ranti akan menemani Kak
Naja yang membicarakan sembari mengulik mengenai pesan apa sih yang dibawa oleh
Love from Mecca to Medina karya S. K. Ali. Sudah siap? Sini … duduk samping
Minbuk, biar kita bisa simak curhatan Kak Ranti dan Kak Naja bareng-bareng.
Profil Novel Love from Mecca to Medina
Judul :
Love from Mecca to Medina
Penulis : S. K. Ali
Penerjemah :
Jimmy Simanungkalit
Terbitan :
Penerbit Republika
Tebal :
404 halaman
Blurb Novel From Mecca to Medina
“Kenapa sih kau bisa bersenang-senang tanpa aku? Lalu
membelikan aku pakaian yang persis sama dengan si perusak rumah tangga itu?”
Zayneb kini tak punya tempat tinggal. Dia menghabiskan
harinya untuk berlari dan bersembunyi : dari reporter kampus yang ingin
mewawancarainya atas tuduhan yang keji, dan orangtuanya serta Adam yang tidak
tahu keadaannya saat ini. Rekening Adam saat ini hampir kosong, dan berjauhan
dengan Zayneb pun membuat lubang gelap di hatinya, hampir membuatnya terjatuh
dalam kehampaan.
Dalam rindu yang membara, keduanya beribadah di tempat
paling suci bagi umat Islam, tapi entah kenapa semuanya berjalan tidak seperti
yang mereka inginkan. Meski memang di tempat suci ini mereka tak bisa leluasa
melepas rindu, mungkinkah keduanya memperbaiki hubungan mereka dengan Sang Pencipta
juga memperbaharui cinta pada makhluk-Nya?
Aku berdoa agar diberi kekuatan untuk menceritakan semuanya,
bahkan mengenai hal yang paling membuatku takut : bahwa aku takut Zayneb akan
meninggalkanku karena aku terlalu membutuhkannya.
Kenapa Kak Naja Sangat Merekomendasikan Buku S. K. Ali yang Ini?
Dalam sesi Bicara Buku yang angkat Love from Mecca to Medina
karya S. K. Ali pada jumat lalu (11/10/2024) antara Kak Naja dan Kak Ranti,
rupanya buku terjemahan yang di Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Republika
ini menyajikan sebuah cerita dengan 3 tema sekaligus. Membahas mengenai cinta,
romansa, dan Mekkah.
Menurut Kak Naja nih, buku yang angkat tema ini tuh cukup jarang. Itulah hal pertama yang lekas memantik rasa ingin tahu Kak Naja.
Hmm … seperti yang Minbuk juga perhatikan sih. Buku Love
from Mecca to Medina juga banyak direkomendasikan oleh para bookstagram
Indonesia untuk turut dibaca.
Meskipun belum seterkenal novel terjemahan lainnya, tetapi
novel ini punya keunikan tersendiri yang bisa menarik siapapun untuk
membacanya. Membawa pembaca hanyut dalam kisah Zayneb dan Adam. Begitulah
kalimat pembuka yang Kak Naja sampaikan kepada Kak Ranti.
Bahkan ketika mengintip bagian daftar isi novel Love from
Mecca to Medina saja, sudah berasa uniknya. Sub bagian dalam novel ini diberi
judul “artefak”, Sobat Buku.
Nah, Sobat Buku, walaupun novel Love from Mecca to Medina
ini merupakan sekuel dari novel Love from A to Z, tapi aman saja kok kalau
dibaca terpisah. Mengisahkan lanjutan cerita keta Zayneb dan Adam sudah
menikah.
Novel ini terbagi menjadi 4 bagian nih, menurut penuturan
Kak Naja, tentu saja. Salah satu novel jenis page turner yang bikin candu dan sulit untuk menahan diri dari
menjeda membacanya hingga tamat.
Seperti yang Minbuk pertanyakan dari sesi Bicara Buku Forum
Buku Berjalan kali ini yang kemudian Minbuk munculkan sebagai judul artikel
reportase ini. Ada pesan manis yang disampaikan novel Love from Mecca to Medina
karya S. K. Ali yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Jimmy
Simanungkalit ini.
Tentang bagaimana menjaga nyala dari sebuah cinta yang
akhirnya menyatukan dua orang anak manusia ke dalam sebuah ikatan nan sakral
yang disebut pernikahan. Ketika Zayneb dan Adam harus menjalani long distance
relationship (LDR), karakter Adam dihadirkan sebagai lelaki yang bucin luar
biasa pada Zayneb.
Di sisi lain, sebagai seorang perempuan, Zayneb hadir
sebagai jiwa yang teguh, tangguh, serta pantang menyerah. Kolaborasi karakter
Adam dan Zayneb yang sungguh saling melengkapi. Saling menjaga dengan
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
Kak Naja berkali-kali memuji kalau S. K. Ali benar-benar
cerdik, sebab menempatkan semangatnya juga dengan menulis kisah islami. Dalam
catatan penulisnya tersebut, sangat nggak adil bila ia sebagai “pembaca muslim”
mengetahui mitologi Yunani, Romawi, cerita Alkitab, catatan sejarah, dan
lain-lain yang dikisahkan oleh para kolonialis berbasis agama.
S. K. Ali pun memutuskan untuk nggak memenjarakan semangat
cerita islaminya dalam dirinya. Dan … selagi menulis cerita ini, sang penulis –
dalam hal ini tentu saja S. K. Ali – berkomitmen untuk selalu menyertakan
topik-topik islami dengan memberikan pemahaman bahwa islam adalah agama yang
hidup, serta penuh kasih, dan bukan untuk diperlakukan sebagai sesuatu yang
harus disimpan di lemari barang antik karena terlalu sakral untuk disentuh.
Nah kan, Minbuk kini mengerti bagaimana perasaan Kak Naja
yang kala itu berkisah bersama Kak Ranti, rasakan usai menamatkan Love from
Mecca to Medina. Pesan atas indahnya kehidupan khas islami yang indah. Tentang
agama yang bukan hanya terbatasi oleh sekadar ritual sehari-hari saja.
Kak Naja pun menyampaikan kalau rupanya di dalam buku ini,
ada banyak sekali quote yang
bertebaran. Bahkan, ada salah satu kutipan yang memberi kesan mendalam nih
untuk Kak Naja selaku pengulas buku di sesi Bicara Buku kali ini.
“Adam, kau akan selalu baik-baik saja kalau kau melihat dan mensyukuri apa yang ada di sekitarmu.”
Sungguh novel Love from Mecca to Medina ini bikin beberapa
anggota Forum Buku Berjalan yang mengikuti sesi Bicara Buku bersama Kak Ranti
jadi kepincut untuk ikut membaca buku ini juga. Hmm … kalau Minbuk sih, jangan
ditanya ya.
Jadi Sobat Buku, apa kamu sudah pernah baca novel Love from
Mecca to Medina karya S. K. Ali juga? Kesanmu bagaimana sih?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar