Hai, Sobat Buku! Siapa yang suka baca buku tema sejarah atau tentang peradaban islam? Buku ini pasti cocok buat kamu. Bagi yang belum pernah baca, yuk simak tulisan ini sampai akhir ya.
Identitas Buku Sangkakala di Langit Andalusia
Judul :
Sangkakala di Langit Andalusia
Penulis :
Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra
Penerbit :
Republika
Tahun terbit :
2022
Halaman : 484 halaman
Blurb Novel Sangkakala di Langit Andalusia
Andalusia menjadi saksi bisu terang benderangnya peradaban
Islam di Eropa, sekaligus saksi kezaliman yang memberangusnya. Setelah hampir
delapan abad Islam berdaulat, penaklukan Isabella dan Ferdinand menjadikan
muslim di Granada hidup dalam keterasingan dan terusir dari negerinya sendiri.
Rammar Ibnu Baqar, pemuda yatim piatu penghafal Qur’an
terakhir di Andalusia, meretas jalan panjang mencari jawaban mengapa dirinya
selamat dalam pertempuran yang membinasakan ayah-ibunya. Ia diuji antara
memenangkan perang melawan inkuisitor Ximenes de Cisneros atau melawan kemelut
umat hari itu.
Perjalanan terakhir Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di
Langit Eropa akan menelusuri jejak Rammar dan keluarganya, saling selimpat
muslim dalam mencapai ghayah dan wasilah, titian kezaliman rezim penguasa di
masa lampau, hingga tiba dalam sebuah terminal: kematian atau kebangkitan?
Kisah Fiksi atau Kenyataan?
Buku ini merupakan fiksi sejarah. Dimana latar kejadiannya
sesuai dengan kenyataan, namun beberapa ada yang fiksi. Buku Sangkakala di
Langit Andalusia menceritakan runtuhnya kerajaan Islam di Spanyol, yang terjadi
ratusan tahun yang lalu.
Sejarah tentang peradaban islam yang pernah berjaya di benua
Eropa. Kisah sejarah yang tak boleh
dilupakan, meskipun berbeda dengan sekarang, Spanyol bukan negara mayoritas
muslim.
Menggunakan beberapa POV yaitu penulis Hanum, Rangga dan
orang ketiga. Alur cerita yang digunakan maju mundur. Berselang seling antara
zaman Kerajaan islam di Spanyol dan zaman sekarang. Saat POV Hanum dan Rangga,
mereka bekerja sama untuk mencari tahu bukti
sejarah kerajaan islam di Spanyol.
Pada latar waktu Kerajaan islam berjaya di Spanyol,
mengambil sudut pandang para penghafal Qur’an dan pejuang muslim. Diantara
tokoh yang muncul yaitu Baqar, Houda, Alriq dan Rammar. Mereka semua adalah
umat muslim yang tersisa, terus berusaha menjaga dan memperjuangkan agama
Islam. Mereka tergabung dalam kelompok pejuang Islam, Almohad.
Buku yang Bisa Membuat Air Mata Mengalir
Kak Jee sebagai pengulas buku, merasa merinding saat membaca
perjuangan Almohad. Mereka sangat bersemangat untuk memperjuangkan agama Allah.
Salah satu kalimat yang selalu mereka lafazkan adalah “Rabbaka Fa Kabbir”.
Saat membaca kalimat tersebut, Kak Jee larut terbawa emosi
dalam cerita. Merinding, berkaca-kaca, menangis dan merasa sesak saat
bersamaan. Marah dan sakit hati, saat umat muslim dipaksa keluar islam.
Penulis mengajak pembaca merasakan perjuangan umat muslim di
zaman itu. Selamat dari penjajahan
Kerajaan Kristen dan memperjuangkan keteguhan iman.
“Ia yakin surga berharga mahal. Tidak mungkin hanya diraih
dengan rasa takut apalagi kemunafikan. Surga harus ditebus dengan segenap
ketulusan jiwa.” – sepenggal paragraf di buku.
Apa Pelajaran yang Bisa Diambil dari Buku Ini?
Dari buku ini menyadarkan kita bahwa, “Pemenang yang menulis
sejarah”. Hal ini memang terbukti dari banyak nama cendekiawan muslim yang
diubah untuk menghilangkan jejak umat islam.
Bahwa dengan menghafal Qur’an dan mengamalkannya, dapat
memecahkan solusi dan menjadi sumber kekuatan. Aih, Minbuk jadi ingat buku nonfiksi
A
Letter to Allah deh, Sobat Buku.
Selain itu, persamaan antara zaman kejayaan islam di Spanyol
dan zaman sekarang adalah keberadaan kaum munafik di tengah-tengah umat muslim.
Bahkan sejak zaman Rasulullah pun juga ada, bahkan banyak. Hal ini sama dalam
Al-Qur’an. Sehingga kita harus berhati-hati dan memegang teguh keimanan.
Setelah membaca buku ini, Kak Jee merasa imannya bertambah.
Membuat lebih semangat beribadah dan beramal salih. Tidak akan terlupa kejayaan
islam di Benua Eropa.
Kontributor : Meirna Af
Tidak ada komentar:
Posting Komentar