Kamis, 19 September 2024

Bicara Buku: Tenang…, Semua Pernah Salah Kok

Forum Buku Berjalan kembali menghadirkan bicara buku bersama Kak Rahmah nih, Sobat Buku! Kali ini, beliau tertarik mengulas buku self improvement berjudul Tenang…, Semua Pernah Salah Kok.

Hmm, unik ya judul bukunya! Biar gak kelamaan, yuk kita intip pembahasannya!

Profil Buku Tenang …, Semua Pernah Salah Kok

Judul                    : Tenang …, Semua Pernah Salah Kok

Penulis                 : MA. Khalim

Penerbit               : Kawah Media

Tahun Terbit       : Desember 2022

Jmlh hal              : 221 halaman

Blurb Tenang …, Semua Pernah Salah Kok

Aku tahu, hidup tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan. Akan ada saatnya kita merasa rapuh dan tidak berdaya menghadapi keadaan. Kita seperti ragu dan takut dengan apa pun yang ingin kita putuskan.

Saat masa-masa itu tiba, aku ingin buku ini hadir sebagai rumah yang bisa kamu datangi sewaktu-waktu. Rumah yang akan selalu memberimu kehangatan dan ketenangan. Ketahuilah Sahabat, apapun yang kamu alami saat ini, semua itu adalah wajar. Percayalah, semua akan baik-baik saja. jika kamu merasa suntuk dan tidak tahu harus pergi kemana, kemarilah. pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu dan siapapun yang ingin sekedar singgah dan berteduh.

Hidup ini bukanlah perkara masalah tanpa penyelesaian. Terkadang malah pikiran kitalah yang menjadikannya seperti benang kusut. Merasa berlebihan terhadap suatu hal yang sebenarnya tidak perlu. Marah yang tidak beralasan. Sedih yang tidak tahu batas. Kecewa tanpa mengenal maaf.

Ada beberapa hal dalam hidup yang sepertinya memang tidak bisa diungkapkan atau memang tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Beberapa dari kita merasa khawatir atau bahkan takut kalau kejujuran atas perasaan tersebut dapat menyakiti diri sendiri. Karena itu, pada akhirnya memilih untuk memendamnya sendiri.

Lambat laun, perasaan itu semakin menumpuk dan menggunung. Hingga menganggapnya sebagai beban hidup yang begitu berat-yang setiap hari terus bertambah. Keadaan ini membuat mereka menjadi menutup diri dari keadaan dan perubahan. Menganggap, 'rasa yang mengganjal' tersebut menjadi lumrah untuk dirasakan tanpa perlu diselesaikan. Mereka kehilangan kebebasan pada dirinya sendiri.

Tidak ada yang salah dengan perasaan buruk. Kita boleh menangis, marah, sedih, kecewa-karena itu hal wajar. Tapi, semua itu ada batasnya. Kecewalah secukupnya, menangislah sewajarnya. Setelah itu, mari kita sama-sama melangkah.

Mengajak Kita Menertawakan Kehidupan

Poin pertama yang menarik adalah buku ini akan mengajak kita untuk menertawakan kehidupan. Wait, apa tuh maksudnya?

Hidup itu rumit. Semua tentu tahu bukan? Nah, penulis menuturkan untuk membuat kerumitan itu menjadi lebih sederhana.

Caranya? Tentu, dengan mulai memaklumi hal-hal dan menertawakannya saja.

Secara sederhana, penulis mengajak kita untuk tidak memikirkan masalah secara berlebihan. Kadang kala, pikiran kita terpaksa memikirkan hal-hal di luar kendali. Hal ini akan membuat kita stres berkepanjangan, bahkan bisa memunculkan berbagai penyakit.

Apapun masalahnya pasti akan terselesaikan kok! Percaya deh!

Tidak Menghakimi Orang Lain

Buku ini juga mengingatkan untuk tidak menghakimi orang lain. Tentu kita ingat ada kasus selebgram yang mempertahankan rumah tangganya meskipun ada kekerasan di sana, kan?

Banyak orang mengatakan perempuan itu bodoh. Namun, tahu apa mereka yang hanya melihat melalui layar?

Coba Aja Dulu

Buku ini menyelipkan nasehat untuk mencoba berbagai hal tanpa overthinking. Keluarlah dari zona nyamanmu!

Memulai sesuatu memang sulit. Bahkan, kita bisa merencanakannya, namun tak berani merealisasikannya meskipun berbulan-bulan lamanya. Sebelum mencoba, kita sudah memikirkan hal-hal buruk yang belum terjadi.

Menghargai Rutinitas Sederhana

Rutinitas kita setiap hari memang cenderung membosankan. Kita melakukan hal yang sama, bertemu orang sama sama, tak jarang suasana dan tempat yang sama pula. Hal ini akan membuat kita merasa bosan.

Namun, tahukah kamu? Kita perlu konsisten untuk mendapatkan hasil optimal. Meskipun memiliki satu keahlian, itu sudah cukup kalau kita mau bertahan dan fokus mengasahnya. Dalam proses itu, kita akan bertemu pengalihan dan rasa iri terhadap teman yang memiliki banyak keahlian. Namun, selama kita fokus pada tujuan, kita akan baik-baik saja.

Hidup Tenang dengan Ikhlas

Apa sih makna hidup tenang bagi kalian? Apakah kekecewaan dan kemarahan bisa menjadikan hidup lebih tenang?

Bagi penulis sendiri, hidup tenang bukan berarti senang. Ada banyak emosi yang perlu kita pahami dan kelola. Kita akan merasa kecewa, marah, sedih, senang, dan lain-lain. Emosi itu wajar dan semua orang memilikinya. Kita tidak perlu menghilangkannya dari hidup kita. Hal yang perlu kita pahami adalah bagaimana cara kita mengelolanya agar hidup menjadi tenang. Yap, dengan meningkatkan rasa ikhlas dan syukur atas hidup kita.

Wah menarik ya buku self improvement ini. Next, ulas buku apa lagi ya? Penasaran kan? Jangan lupa follow Instagram Forum Buku Berjalan untuk ikut bicara buku selanjutnya ya!


Kontributor : Yuyun Maulidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I Am Sarahza : Mengeja Makna Berserah Diri yang Sesungguhnya

J umat siang (22/11) yang lalu, Kak Sasha menyapa seisi grup Forum Buku Berjalan (FBB) dengan sapaan hangat. Seperti yang memang selalu dige...