![]() |
ilustrasi penulis yang peduli politik Indonesia |
Politik itu bukan cuma pas pemilu doang, ya kan? Bukan juga
cuma urusan partai-partai. Tapi, sadar ga sih, sebenarnya politik itu ada di
keseharian kita. Kayak pas kita ngawasin kinerja pemerintah atau ngritik
kebijakan yang nggak sesuai. Faktanya, politik itu ngaruh banget ke hidup kita,
lho! Mulai dari biaya sekolah, kesehatan, sampai urusan perut. Iya, urusan
perut juga! Soalnya, kayak kemarin tuh, gas elpiji susah banget dicari. Itu kan
juga gara-gara kebijakan politik.
Politik itu nggak cuma urusan orang tua. Anak muda pun juga perlu terlibat. Misalnya para penulis buku ini. Mereka nggak cuma jago nulis buku, tapi juga berani 'ngegas' soal politik di media sosial. Menyuarakan pendapat dengan mengkritik pemerintah dengan gaya mereka yang khas. Penasaran siapa aja? Yuk, simak daftar penulis 'nyinyir' favorit Gen Z berikut ini!
Berikut 5 penulis buku yang berani mengkritik pemerintah
1. Tere Liye.
Menurut Minbuk, Tere Liye merupakan penulis yang paling aktif bersuara di sosial media. Biasanya yang dikomentari judul artikel berita dari media mainstream, lalu dibuat postingan. Komentarnya selalu panjang dan khas Tere Liye. Siapa yang udah follow Instagram nya? Kalau mau ikutan komentar di akun beliau, harus baca caption sampai selesai ya. Hehe.
![]() |
2. JS Khairen,
Penulis JS Khairen. JS nya apa? Kepanjangan dari Jombang Santani. Penulis yang berasal dari Minang ini lahir tahun 1991. Hem, berarti sudah masuk usia 30an ya. Masih muda. JS Khairen baru-baru ini diundang untuk berdiskusi tentang pembajakan buku. Dia datang bersama Dee Lestari dan penulis lainnya. Katanya kesimpulan dari acara tersebut tidak ada. Omon-omon saja. Ya begitu lah pemerintah tidak serius mengurus pembajakan. Begitu katanya.
JS Khairen juga sering mengomentari judul artikel berita terhangat. Seperti pengangkatan Staf Khusus, kenaikan biaya kuliah, dan ajakan kabur aja dulu. Btw, udah baca bukunya JS. Khairen belum?
3. Puthut EA.
Siapa yang sudah nonton film “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”? Film tersebut merupakan adaptasi dari judul buku yang sama karyanya Puthut EA. Beliau juga sebagai pendiri penerbit Buku Mojok. Bersama tim Mojok lainnya, beliau membuat konten di medsos seputar kebijakan pemerintah. Baik reels, foto, tulisan dan podcast.
4. Okky Madasari
Penulis keempat adalah seorang ibu yang tidak hanya menulis, tapi berprofesi sebagai sosiolog dan pendiri paltform Omon-omon. Unik ya namanya? Apakah terinpirasi dari Presiden Prabowo? Haha. Platform Omon-omon adalah tempat untuk menyalurkan kepenulisan dengan berfokus pada esai, fiksi, dan puisi. Selain itu, juga mengadakan pelatihan menulis. Apakah Sobat Buku tertarik?
Dalam postingan instagramnya beliau membacakan puisi tentang universitas mendapatkan izin Kelola tambang dari pemerintah. Puisi tersebut dibacakan dalam aksi bersama warga kampus Fisipol, UGM Yogyakarta.
BACA JUGA : Menyelami Sejarah Dari Buku Ini, Yuk
5. Leila S. Chudori
Siapa yang sudah baca buku Laut Bercerita? Bukunya telah dicetak ulang 84 kali, lho. Keren ya? Minbuk sudah baca kisahnya Laut. Sedih banget ya. Kabarnya cerita ini diadaptasi dari kisah nyata kejadian 98.
Di Instagramnya, Ibu Leila S. Chudori sering banget ikut aksi Kamisan. Beliau juga ngerasain banget sedihnya kejadian 98. Dan parahnya, sampai sekarang kasus kematian korban dan pelaku kejahatan 98 belum ditangkap. Sedih banget, kan?
Nah, itu dia 5 penulis keren yang nggak cuma jago nulis, tapi juga berani 'ngegas' soal politik. Mereka buktiin kalau anak muda juga bisa peduli dan bersuara tentang isu-isu penting. Gimana, ada penulis favoritmu di daftar ini? Atau mungkin kamu punya rekomendasi penulis lain? Share di kolom komentar, ya!
Yuk, kita ikutin jejak mereka dan mulai 'nyinyir' cerdas di medsos!
Sampai jumpa di artikel selanjutnya!