Sebagian besar penulis
dan pegiat literasi memiliki tujuan utama mencerdaskan bangsa melalui tulisan
dan buku. Diikuti dengan harapan agar angka buta aksara menurun dan minat baca meningkat.
Oleh karena itu, saya rasa sangat pantas bila ada pihak yang memberikan
penghargaan bagi mereka.
Sebagai pecinta buku,
kita mengenal penghargaan Nobel Prize for Literature dan Pulitzer
Prize. Apresiasi tersebut merupakan dua dari banyak penghargaan dunia
yang khusus diberikan kepada penulis dan pegiat sastra.
Bagaimana dengan
Indonesia? Penghargaan apa saja yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak
swasta agar literasi baca tulis semakin membaik?
Setidaknya, ada tujuh
penghargaan di bidang perbukuan dan literasi di Indonesia. Kita simak, yuk, apa saja nama
penghargaan tersebut.
1.
Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka
Apresiasi ini diberikan
oleh Pemerintah lewat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) kepada masyarakat yang sukses
melakukan gerakan gemar membaca. Selain perseorangan, Nugra Jasa Dharma
Pustaloka juga diberikan kepada lembaga atau kelompok yang memulai, berperan
aktif melakukan dalam kegiatan literasi di Indonesia.
sumber: jogjapolitan.harianjogja.com
Ada 8 kategori
penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka yaitu untuk pejabat publik, tokoh
masyarakat, pegiat literasi, media massa, jurnalis, pelestari naskah kuno, buku
(pustaka) terbaik, dan lifetime achievement. Lengkap sekali, kan?
2.
Penghargaan dari Kemendikbudristek
Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi
apresiasi kepada pegiat pendidikan keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM),
publikasi foto dan video keaksaraan serta literasi, serta tulisan terkait
literasi.
Selain
itu Kemendikbudristek juga memberikan
penghargaan Anugerah Aksara Utama dan Anugerah Aksara Pratama kepada pemerintah
daerah yang memiliki komitmen serta kepedulian terhadap berbagai isu terkait
keaksaraan dan literasi melalui langkah strategis maupun kebijakan yang
inovatif.
3.
Sayembara Novel DKJ
Siapa yang tidak
mengenal penghargaan Sayembara Novel DKJ. DKJ sendiri merupakan
singkatan dari Dewan Kesenian Jakarta. DKJ merupakan lembaga otonom yang dibentuk
oleh masyarakat seniman yang pada awalnya dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta,
Ali Sadikin, pada tanggal 7 Juni 1968. Sebagai informasi,
sayembara ini sudah ada sejak 1974, dan dulunya bernama “Sayembara
Mengarang Roman”.
Saya pribadi beberapa kali membeli buku pemenang Sayembara Novel DKJ. Membayangkan betapa sulitnya berkompetisi dengan ratusan penulis lainnya sehingga karya pemenang sudah pasti sangat mengesankan.
Beberapa karya yang
menjadi pemenang Sayembara Novel DKJ yaitu Novel berjudul Kereta Semar Lembu
karya Zaky Yamani (hadiah I tahun 2021), Novel Tanah Tabu karya Anindita S.
Thayf (hadiah I tahun 2008), Novel Saman karya Ayu Utami (hadiah I tahun 1998),
Novel Olenka karya Budi Darma (hadiah utama tahun 1980).
4.
Kusala Sastra Khatulistiwa
Ajang penghargaan
kesusastraan Indonesia ini didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi
Ichiki. Kusala Sastra Khatulistiwa dibangun sebagai anugerah sastra dari
komunitas sastra untuk para penulis.
Penghargaan ini sudah
ada sejak tahun 2001. Dulunya bernama Khatulistiwa Literary Award, tetapi pada
tahun 2014 berganti nama menjadi Kusala Sastra Khatulistiwa. Pemenang KSK diseleksi
oleh dewan juri dari buku-buku puisi dan prosa yang terbit dalam kurun
waktu 12 bulan terakhir.
Beberapa contoh karya
yang memenangkan KSK antara lain Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (Aan
Mansyur, 2021) Empedu Tanah (Inggrit Putria Marga, 2020), dan Surat Kopi
(Joko Pinurbo, 2015).
5. Penghargaan
Sastra Badan Bahasa
Penghargaan
ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Penghargaan Sastra Badan Bahasa merupakan apresiasi yang diberikan
oleh pemerintah kepada para sastrawan yang memiliki karya sastra berkualitas
dan konsisten dalam berkarya. Penghargaan ini sudah ada sejak tahun 1989.
sumber: badanbahasa.kemdikbud.go.id
Terdapat beberapa nominasi
yang
akan
memperoleh penghargaan dari masing-masing kategori yaitu novel, kumpulan
cerpen, kumpulan puisi, naskah drama, dan kumpulan esai sastra. Beberapa
pemenang Sastra Badan Bahasa yaitu Rokat Tase’ karya Muna Masyari (pemenang
kumpulan cerpen 2021), Orang-Orang Oetimu karya Felix K. Nesi (pemenang
kategori novel tahun 2021), Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau karya M. Aan
Mansyur (pemenang kumpulan puisi tahun 2021), Janger Merah karya Ibed S. Yuga
(pemenang naskah drama tahun 2021), dan Heterogenitas Sastra di Bali karya I
Nyoman Darma Putra (pemenang kumpulan esai atau kritik sastra tahun 2021).
6. Tokoh
Seni Tempo
Sesuai dengan namanya, penghargaan
ini diselenggarakan oleh Majalah
Tempo. Kategori yang dipilih dalam penghargaan ini antara lain novel,
kumpulan puisi, pameran seni rupa, pentas seni pertunjukan, dan album musik
terbaik.
Beberapa pemenang Tokoh
Seni Tempo pada tahun 2015 yaitu Melati Suryodarmo, Teater Payung Hitam, Faisla
Oddang, Triyanto Twikromo, Efek Rumah Kaca. Selanjutnya, Tokoh Seni
Tempo 2016 adalah Martin Suryajaya, Syaiful Aulia Garibaldi, Mondo Gascaro, dan
kelompok Senyawa, serta Sapardi Djoko Damono.
7.
Anugerah Cerpen Kompas
Anugerah Cerpen Kompas
merupakan sebuah penghargaan untuk para penulis cerpen yang mengabadikan nilai-nilai moral dan
kebangsaan, serta karyanya terbit di Harian Kompas. Penghargaan
diselenggarakan sejak tahun 1992 dan pemenang biasanya diumumkan pada acara
ulang tahun Harian Kompas.
Dewan juri Anugerah Cerpen Kompas menyeleksi cerpen-cerpen yang telah terbit di Harian Kompas, lalu emilih 15-20 cerpenis untuk diundang dalam acara penganugerahan apresiasi ini. Dari sekian belas nominasi, dipilihlah satu cerpen terbaik.
Salah satu nominasi Anugerah Cerpen Kompas yaitu cerpen karya Silvester Petara Hurit yang berjudul Menghantar Benih Padi ke Ladang dan Kabar di Malam Natal.
Dari tujuh penghargaan di atas, mana sih yang baru kamu ketahui? Apakah ada penulis favoritmu yang meraih penghargaan-penghargaan di bidang literasi dan sastra Indonesia? Sharing yuk di kolom komentar!
Kontributor: Dian Farida Ismyama
Editor: Evi Syahida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar