Sabtu, 15 Mei 2021

Kutipan yang "Ngena" dari Buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa



Jika kita tak pernah jadi apa-apa, lalu mengapa?

Sebuah Buku dari Kak Alvi Syahrin yang dari judulnya aja sudah "menyentak" diri kita. Dan memang ada banyak pembelajaran dan inspirasi yang kita dapatkan. Termasuk lewat kutipan di dalamnya.

Bicara Buku tempo hari ngomongin buku ini. Yuk kita simak apa saja kutipan dari buku ini.


Bab 1: Patah hati, Pengkhianatan dan Kehilangan

Kamu harus menyadari kalau kamu sedang terluka, dan kamu harus berani mengakui kalau sebagian luka ini berasal dari dirimu sendiri. Biar lebih cepat sembuhnya. (hal.19)

Sebagaimana cinta yang pergi, sakit ini juga akan pergi.(hal.29)

Tak ada hujan yang tak pernah mereda. Tak ada banjir yang tak pernah surut. Semuanya nanti berlalu juga.(hal.23)

You stay kind for yourself and for the people around you, 'Cause you matter, and the people who left you don't.(hal.47)

Dan hubungan yang salah tak akan pernah diberkahi.(hal.50)

Bab 2: Letting Go

𝘉𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘴𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪. 𝘉𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩-𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪, 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘳𝘦𝘢𝘭𝘪𝘵𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩. 𝘋𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩. (𝘩𝘢𝘭.77)


"𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙪𝙨𝙡𝙞𝙢 𝙩𝙚𝙧𝙩𝙞𝙢𝙥𝙖 𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙞𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙡𝙚𝙩𝙞𝙝𝙖𝙣, 𝙠𝙚𝙠𝙝𝙖𝙬𝙖𝙩𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝𝙖𝙣, 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙪𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙠𝙖𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙞𝙣𝙠𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙥𝙪𝙨 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝𝙖𝙣-𝙠𝙚𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖." (𝙃𝙍. 𝘽𝙪𝙠𝙝𝙖𝙧𝙞)

Aku selalu percaya satu hal: ketika kita melepaskan seseorang atau sesuatu karena Allah, Allah pasti beri balasan yg lebih baik. (hal.84)

Apa yang Allah siapkan untuk kita lebih baik dari harapan-harapan kita. (hal.107)


Bab 3: Bahagia yang Hilang

Hidup itu ngga melulu tentang kebahagiaan dan itu normal. Dan tujuan hidup ini tidaklah seremeh mengejar kebahagiaan. Apalagi kebahagiaan yg sebatas berdasar keinginan kita yg selalu punya risiko. (hal.123)

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS.51:56)


Bab 4: Self Love

"𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩, 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵." (𝘘𝘚.2:214)

Momen ketika kamu mencintai Allah adalah momen ketika kamu mencintai dirimu sendiri. Dan itu akan jadi koneksi paling indah yang pernah kamu miliki; setidaknya untuk dirimu sendiri. (hal.191)

Buku ini bukan tentang patah hati karena cinta ya, bisa saja terluka karena dunia yang terasa tidak adil, mendpatkan hinaan, kehilangan pekerjaan, atau ketidak bahagiaan lainnya.

Jadi buku ini sebagaimana buku Kak Alvi Syahrin sebelumnya,mengupas semua sudut dengan cara pandang Islam. Indah banget saat Quran dan hadits yang jadi solusi.


Kontributor: @nurulthebookworm

Editor: @visyabiru_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baitul Maqdis for Dummies : Mengenal Lebih Jauh Negeri Para Nabi

Siang itu, Kak Ani selaku pengulas dari buku Baitul Maqdis for Dummies karya Felix Y. Siauw langsung melempar sapa sekaligus tanya, sejauh m...