Minggu, 28 Juli 2024

Keseruan Temu Buku Offline Chapter Jabodetabek Bersama Forum Buku Berjalan

Jika di bulan Juni lalu Temu Buku Offline hadir untuk menyapa Sobat Buku yang ada di Yogyakarta, bulan Juli ini giliran Sobat Buku Jabodetabek yang kumpul! 

Pekan lalu, tepatnya pada hari Minggu, 21 Juli 2024, Sobat Buku Jabodetabek berkumpul di Taman Literasi di kawasan Blok M untuk berbagi keseruan bersama. 

Ngapain aja sih di Temu Buku kemarin? Yuk ngobrol-ngobrol bareng Kak Visya!



Baca Buku Bareng Sambil Menikmati Minggu Pagi di Taman Literasi Blok M


Temu Buku bulan Juli kali ini masih mengikuti rangkaian acara dari acara Temu Buku sebelumnya, dimana ada 3 agenda utama:

  • Baca Senyap

  • Sharing Bacaan

  • Tukar Buku

Yang jadi highlight dari setiap acara Temu Buku Offline, selain tentunya saling ketemu dan sharing bersama dengan Sobat Buku, adalah sesi Baca Senyap. Di sesi ini, setiap Sobat Buku yang hadir dipersilakan untuk membaca buku bacaannya masing-masing selama kurang lebih 30 menit. 

Yang bikin Temu Buku Offline kali ini jadi memorable banget tentunya adalah pengalaman Baca Senyap di Taman Literasi Blok M di Minggu pagi yang cerah. Rasanya pasti khidmat banget ya, baca buku bareng-bareng di taman kota waktu matahari masih belum tinggi. MinBuk jadi pengen ikutan deh!



Selepas sesi Baca Senyap, ternyata chapter Jabodetabek kebagian agenda tambahan juga nih di luar 3 rangkaian acara utama, yaitu Bedah Buku Me, Myself, and Books.

Sesi ini dibawakan oleh Kak Visya sendiri. Di sini, Kak Visya sharing mengenai insight-insight menarik dari buku Me, Myself, and Books bareng Sobat Buku yang hadir. Sesi Bedah Buku ini memungkinkan Sobat Buku yang hadir untuk saling tukar pikiran juga tentang buku ini.

Sharing Buku Bacaan Sesama Sobat Buku

Setelah sharing tentang buku Me, Myself, and Books oleh Kak Visya, giliran Sobat Buku yang sharing tentang current read masing-masing. Hati-hati ya, sesi ini rawan banget bikin daftar buku bacaan makin numpuk! Gimana enggak, setiap insight yang di-share Sobat Buku di sesi ini beneran menarik-menarik banget!

Kak Visya bilang dari 5 Sobat Buku yang hadir, 4 Sobat Buku sharing tentang buku bacaan nonfiksi, dan 1 Sobat Buku sharing tentang buku bacaan fiksi. Wah, kayaknya Sobat Buku Jabodetabek penggemar nonfiksi ya. Kamu gimana?

Salah satu hasil sharing yang paling berkesan menurut Kak Visya adalah insight dari Kak Jane. Hmm… kira-kira Kak Jane lagi baca buku apa ya?  MinBuk jadi penasaran deh.



Sobat Buku Saling Tukar Buku

Last but not least, sesi Tukar Buku sebagai sesi penutup Temu Buku Offline kali ini  juga nggak kalah exciting. 

Di  sesi ini, Sobat Buku yang hadir bisa saling menukar kepemilikan buku satu sama lain. Tapi nggak sekadar tukeran buku secara gamblang ya. Format dari sesi Tukar Buku ini lebih mirip sama format ‘Blind Date with a Book’ yang Sobat Buku mungkin pernah lihat di media sosial.

Buku yang mau ditukar harus disampul cokelat dan diberi catatan singkat yang mencakup jalan cerita ataupun prompt yang dimiliki buku tersebut. Sobat Buku yang hadir bebas pilih buku yang mau dibawa pulang berdasarkan catatan singkat ini.

Kalau Kak Visya sendiri sih katanya dapat buku Kado Untuk Bangsa dari sesi Tukar Buku kemarin.




Seru banget ya acara Temu Buku Offline bareng Sobat Buku Jabodetabek bulan ini? Jadi nggak sabar buat Temu Buku Offline selanjutnya. Sobat Buku maunya daerah apa nih? Semoga kita bisa ketemuan di Temu Buku offline selanjutnya ya!


Kontributor: Afifah Alifia A.

Editor: Yuyun Maulidah

Kamis, 25 Juli 2024

Bicara Buku: "The Good Neighbor" Karya Ilham Mahendra

Tema misteri tampaknya masih digemari penikmatnya. Meskipun cukup berat dan perlu berpikir, genre ini memunculkan plotwist tidak terduga. Hal inilah yang dirasakan oleh kak Wiwin saat membaca buku berhudul "The Good Neighbor" karya Ilham Mahendra. 

Seperti apa ya keseruannya?

Minggu, 21 Juli 2024

Tertarik Jadi Pustakawan? Empat Fakta Menarik Wajib Kamu Tahu

Saat Sobat Buku mendengar istilah Pustakawan, apakah yang terlintas di benakmu? Perpustakaan? Yap. Kamu tentu tidak asing dengan profesi yang sering kita dengar sejak sekolah ini bukan? Apalagi untuk kamu yang hobi membaca di perpustakaan.

Kamis, 18 Juli 2024

Bahas Pembebasan Perempuan Lewat Sesi Bicara Buku

Sobat Buku, pernah terpikir kalau sejarah suatu bangsa sesungguhnya banyak dikuasai oleh kaum penguasa? Apa yang terjadi, ada kalanya dibelokkan dan diubah sedemikian rupa sesuai kebutuhan dari suatu kaum. Bila kamu membaca buku Pembebasan Perempuan karya Deirdre Hogan dan Sara M. Evans ini, bisa jadi pemahaman demikian akan segera merasuk dalam pemikiranmu.

Menurut Kak Sikna Aurel R. selaku pengulas buku bersampul dominasi merah dan putih ini kepada Kak Rahmah yang kembali bertindak sebagai moderator seperti sesi bicara buku beberapa waktu lalu, buku nonfiksi yang diterjemahkan oleh Snatch.Klktv ini termasuk buku yang cukup tipis namun isinya sungguh tebal padat berisi.

Hmm … kan MinBuk juga jadi penasaran, Sobat Buku. Memangnya apa saja sih insight yang bisa diintip dari sesi Bicara Buku yang diadakan pada Whatsapp Group Forum Buku Berjalan pada minggu lalu? Yuk lah, duduk manis dan mari kita kepoin.

Sabtu, 13 Juli 2024

Bicara Buku: Tutur Dedes, Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus

 


Tutur Dedes, Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus


Pernahkah Sobat Buku membaca sebuah buku cerita bertemakan sejarah kerajaan? Kali ini, Forum Buku Berjalan mengambil tema historical fiction menjadi topik Bicara Buku bareng kak Wiwin. Berdasarkan penuturan narasumber, novel ini sempat menjadi pro-kontra antara para sejarawan.  Kira-kira kenapa ya? Yuk, langsung kita simak bersama!




Identitas Buku 

Judul buku : Tutur Dedes, Doa dan Kutukan 
Penulis : Amalia Yunus 
Tebal : 358 hal 
Tahun terbit : 2022 
Penerbit: Penerbit baNANA

Sinopsis  

Mengisahkan sejarah melegenda di masa kejayaan kerajaan Kadiri. Buku ini mengangkat cerita Ken Angrok – Ken Dedes – Tunggul Ametung dari sudut pandang berbeda. Jika selama ini kita beranggapan Ken Angrok membunuh Tunggul Ametung untuk merebut kekuasaan serta mengambil selir cantiknya, Dedes untuk dijadikan permaisuri, maka setelah membaca buku ini kita akan memiliki gambaran yang berbeda.

Menggunakan sudut pandang Dedes sebagai tokoh utama, kita akan dibawa mengikuti perjalanan hidup sang Sri Nareswari yang menurunkan raja – raja besar Jawa sejak ia lahir hingga Moksa. Ramalan yang ia dengar sejak bayi, upayanya mempersiapkan diri serta keputusan dan tindakan yang ia ambil untuk menghindari ramalan sekaligus kutukan yang datang seiring waktu. Diculik Tunggul Ametung, dikurung dalam pakuwon dan dijadikan selir nyatanya tak membuat Dedes menyerah pasrah. Dedes bukan sekedar korban ataupun gadis lemah dan tak berdaya.

Pertemuannya dengan Ken Angrok menumbuhkan harapan dan membuka jalan takdir bagi mereka. Namun, terbunuhnya Tunggul Ametung oleh Ken Angrok membawa serta kutukan dari Keris Mpu Gandring yang menuntut 7 nyawa. Sanggupkah Dedes menghindari kutukan atau keputusannya justru menggenapi ramalan yang tertulis untuknya sejak awal.

Fakta Menarik Tentang Buku  


Penggambaran perempuan sejati 


Sosok Ken Dedes digambarkan sebagai perwujudan perempuan sejati yang menjaga dirinya, menjalankan takdirnya, namun tetap berusaha semampu yang bisa dia lakukan. Dia adalah sosok yang anggun, tidak menyalahi aturan, dan bijak dalam mengambil keputusan. Dengan kecerdasannya, dia membalas dendam tanpa menyalahi aturan bermasyarakat. 

Pola pikir patriarki yang mendominasi dalam lingkungan menempatkan perenpuan sebagai pengurus rumah tangga. Perempuan tidak perlu sekolah ataupun belajar hal lain selain rumah tangga. Tapi Dedes yang cerdas berinisiatif untuk belajar dari Mandala, serta berlatih memanah dari pendekar wanita bernama Anjani.

Belajar Sejarah Kerajaan dari Karya Fiksi


Tentu saja cerita ini adalah Historical fiction yang belum terbukti kevalidannya, namun penulis berusaha menghadirkan sosok Dedes sedekat mungkin dengan penggambaran dari Pararaton (Kitab Para Raja) dibumbui cerita rakyat, dongeng dan mitologi yang jadi akar budaya pada masa itu. 

Penulis menghadirkan tokoh-tokoh sejarah yang sudah tak asing, seperti Ken Arok (Pendiri Kerajaan Singasari) dan Ken Dedes (Istri Ken Arok). Tak hanya itu, penulis menghadirkan tokoh lainnya seperti Mpu Gendring, Tunggul Ametung, dan Ken Umang yang juga sering ditemukan dalam buku sejarah.

Buku ini juga menggambarkan kehidupan zaman kerajaan. Dalam BAB awal, kita akan melihat kutipan ramalan yang menyatakan masa depan yang akan Dedes jalani. Ramalan tersebut didengar langsung oleh Dedes saat masih kecil. Hal ini menggambarkan kehidupan masa lalu yang masih didominasi hal-hal mistis, seperti ramalan.

Kedua hal tersebut sempat menjadikan pro-kontra tentang keberadaan Ken Dedes sebenarnya. Meskipun sebagian sejarawan berpikir buku ini hanya fiksi, beberapa lainnya menganggap buku ini lebih dari sekadar fiktif belaka. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya tokoh-tokoh kerajaan dan juga kesamaannya dengan kitab kuno Pararaton tersebut.

Tutur Dedes, Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus


Budaya Masyarakat melalui Sastra Lisan 


Selain belajar sejarah, kita akan menemukan beberapa sastra lisan dalam buku ini, salah satunya 'Doa dan Kutukan' yang bisa ditemukan pada setiap BAB. Sobat buku juga akan menemukan kata wejangan dari Petapa misterius yang selalu muncul di tiap tahap kehidupan Dedes. Kata-katanya seperti ini

 “Apa yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Hidup setiap orang memang tidak bisa dinilai dari satu-dua keputusan tertentu, tetapi harus dilihat seutuhnya.”

Nuansa Hindu Budha yang kental 


Dengan latar kerajaan masa lalu, kita akan dibawa dalam nuansa Hindu Budha yang kental, sistem kasta, kepercayaan masyarakat, ramalan, kutukan serta intrik kerajaan yang pelik dengan dendam serta konflik kepentingan.

Lelaki punya lebih dari satu wanita adalah hal yang biasa. Ada istri, ada gundik. Apalagi kalau level penguasa, selain istri pasti koleksi selir.

Penerapan Kasta sangat terasa disini, utamanya saat Tunggul Ametung terbunuh dan Ken Angrok naik menjadi Kepala Daerah baru 'Tumapel'. Angrok menikahi Dedes semata untuk menguatkan jabatannya karena ia berasal dari kasta Sudra, sedangkan Dedes dari kasta Brahmana.

Alur Kuat dan Mengalir 

Menurut narasumber, Alur yang digunakan dalam novel ini kuat dan cenderung mengalir. Hal ini membuat pembaca tidak terasa untuk menghabiskan halaman terakhir. Penulis juga berhasil menggambarkan tokoh, misalnya Dedes dengan pendirian dan tekadnya yang kuat, serta cerdas menyerap segala ilmu dari Mandala tempat sang ayah (Mpu Purwa) mengabdikan diri serta keterampilan memanah dari seorang pendekar wanita yang mengasingkan diri (Anjani).

Plotwist tak Terprediksi  

Tunggul Ametung yang mendadak jadi antagonis setelah selama ini-dalam persepsi banyak orang-adalah pihak yang dikudeta. Ternyata memang dia adalah sosok negosiator dan ahli strategi ulung, serta pemimpin yang hebat dalam menyelesaikan konflik di Tumapel. Ken Angrok pun berubah menjadi protagonis disini.

Lalu apakah yang Antagonis akan tetap menjadi antagonis, dan protagonis juga demikian? Tentu saja tidak. Karena penilaian kita tentu subjektif dan karena menggunakan sudut pandang Dedes, maka kesan diatas yang kak Wiwin rasakan.


Quotes Menarik

 “Apa yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Hidup setiap orang memang tidak bisa dinilai dari satu-dua keputusan tertentu, tetapi harus dilihat seutuhnya.”

"Kita bisa saja berusaha merubah takdir, apalagi jika kita sudah tau seperti apa takdir kita akan berjalan ke depannya, namun takdir akan tetap menemukan jalannya untuk memenuhi apa yang telah dituliskan oleh penciptanya."

"Tapi tentu saja kita tidak perlu kecewa, karena jelas sang pencipta menilai kita sesuai usaha kita melakukan yang terbaik."


Kontributor: Yuyun Maulidah

Rabu, 10 Juli 2024

Bicara Buku: Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

 

Bicara Buku — Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring


Buku Self-Improvement memang menjadi favorit banyak orang. Sebagai buku pengembangan diri, buku bergenre ini mampu memengaruhi pembaca untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hal inilah yang mendasari buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya Andreas Kurniawan dipilih dalam bicara buku oleh Forum Buku Berjalan kali ini. 



Profil Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

Judul : Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

Bahasa : Indonesia

Tanggal Rilis : 13 Desember 2023

Penulis : Andreas Kurniawan

Halaman : 192 Halaman

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Blurb Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

Ketika menyambut pasien yang sedang berduka, seorang psikiater akan menggali keilmuan yang dimiliki. Dia akan mengulik semua teori duka yang pernah dipelajari di masa kuliah dulu dan mengingat pengalaman dari pasien-pasien sebelumnya. Kemudian, dia menyintesis itu untuk membantu si pasien yang sedang berduka di hadapannya.

Tapi, ketika Andreas—seorang psikiater—kehilangan anaknya, dia melakukan hal yang berbeda. Dia melemparkan semua teori tersebut ke luar jendela dan memutuskan untuk mencari makna tentang mengapa ini semua terjadi. Dalam pengalamannya, dia menemukan bahwa duka bisa dilalui dengan mencuci piring kotor yang menumpuk di dapur.

Buku ini adalah proses Andreas memaknai kehilangan besar dalam hidupnya. Diceritakan santai dengan tambahan sedikit bumbu humor gelap, buku ini memuat panduan bermanfaat yang langsung bisa diaplikasikan dalam hidup, seperti “Tutorial Mencuci Piring”, “Tutorial Menyusun Puzzle”, dan tentunya “Tutorial Menerima Kematian Seorang Anak”.

“Hampir semua orang mempertanyakan: apa hubungannya antara duka dan mencuci piring? Jawaban saya adalah duka itu seperti mencuci piring, tidak ada orang yang mau melakukannya, tapi pada akhirnya seseorang perlu melakukannya.”




Kesan Membaca Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

Walau nggak disebutkan secara langsung, MinBuk rasa munculnya ketertarikan Kak Visya akan buku ini diawali dari hal yang serupa dengan kita semua, yaitu judul bukunya yang sangat tidak umum. Menemukan seorang pria yang mau mencuci piring secara sukarela saja sepertinya masih sulit. Namun begitu, buku ini malah menceritakan bagaimana seorang pria bukan hanya mencuci piring belaka, tapi melakukannya dalam rangka melalui duka.

Kak Visya mengaku, bagi dirinya pribadi, dr. Andreas selaku penulis dari buku ini sudah lumayan familiar nama dan kiprah profesionalnya. Walaupun begitu, sebelum membaca buku ini, Kak Visya sama sekali tidak tahu apa yang menjadi duka beliau. 

Rupanya, dr. Andreas tidak menunda dalam menceritakan dukanya kepada para pembaca. Di awal buku, dr. Andreas langsung menjelaskan bahwa ada dua duka besar yang pernah ia alami, yaitu ditinggal oleh ayahnya dan anaknya. 

Begitu membaca bagian ini, Kak Visya langsung mendapat kilas balik ke Desember 2021 lalu, dimana ia pernah mengikuti cerita dibalik #PahlawanSuperHero, tagar yang sempat ramai di media sosial X kala itu. Ternyata Hero adalah anak dari dr. Andreas yang saat itu sedang berjuang melawan penyakitnya.

Kesan yang paling melekat bagi Kak Visya setelah membaca keseluruhan buku adalah perasaan adanya teman pengertian yang secara nggak langsung membimbing kita untuk menjaga dan memperbaiki mental kita selama melewati duka. Padahal, buku ini bukan buku dengan tipikal bahasan tipe psikologi yang kental. 

Makanya, Kak Visya sendiri sangat merekomendasikan buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring untuk Sobat Buku yang sedang berduka. Benar-benar must read!




Bagaimana Bisa Duka Dilalui dengan Mencuci Piring?

Setelah Forum Buku Berjalan membahas konsep Mestakung dalam penyembuhan diri, agaknya kita mengharapkan jawaban dari pertanyaan yang sama melalui buku ini: Bagaimana Bisa Duka Dilalui dengan Mencuci Piring?

Sebelum kita diberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut, kita dibawa dahulu melalui tulisan-tulisan sederhana yang diambil dari kehidupan dr. Andreas. Menariknya, setiap tulisan punya judul yang, bisa dibilang, sangat bertolak belakang dengan sudut pandang orang kebanyakan. 

Salah satu tulisannya diberi judul “Jangan Menangis Ketika Sedang Berduka”, cukup kontroversial kan? Sejak kapan orang yang berduka malah tidak boleh menangis? 

Tulisan lainnya bahkan lebih membingungkan, judulnya “Tenang Saja, Kamu Pasti Menyesal”. Bagaimana orang yang tahu akan menyesal di kemudian hari bisa tenang-tenang saja?

Kalau boleh jujur, dua judul tulisan ini sukses bikin MinBuk langsung memasukkan buku ini ke daftar bacaan. Bikin penasaran banget nggak sih, Sobat Buku?

Walaupun ada dua duka besar yang dilalui oleh dr. Andreas dalam hidupnya, dr. Andreas lebih fokus membahas mengenai duka yang ia rasakan sepeninggal anaknya melalui karyanya ini. Tidak hanya berbagi pengalaman berduka, dr. Andreas juga menyisipkan banyak insight dari dunia medis ke dalam ceritanya. Saking banyaknya, Kak Visya sampai bisa merangkum istilah-istilah medis baru yang ia dapatkan dari buku ini ke dalam sebuah artikel di blog pribadinya.

Cerita dr. Andreas mengenai dukanya juga sangat detail dan mendalam. Kalau kamu punya trigger yang berkaitan dengan kepergian orang tersayang, MinBuk sarankan untuk membaca buku ini dengan lebih hati-hati karena ada momen-momen menjelang kepergian anak dari dr. Andreas yang diceritakan sangat detail. Namun, terlepas dari itu, dr. Andreas benar-benar berhasil menarik pembaca untuk merasa dan mendalami ceritanya. Pembaca seperti dibawa melalui masa-masa ketika dr. Andreas dan istrinya membersamai anaknya ketika sakit hingga akhirnya harus pergi lebih dulu.

Hal menarik lainnya dari buku ini adalah penggunaan istilah-istilah yang terasa asing bagi orang kebanyakan namun akan terasa dekat bagi orang yang pernah melalui duka, contohnya “tawa pertama setelah duka” atau “normal asimetris”, versi normal terbaru bagi orang-orang yang berusaha kembali ke kehidupan sehari-hari dengan tanggungan duka pada pundaknya.

Akhir kata, kita kembali pada pertanyaan di awal, Bagaimana Bisa Duka Dilalui dengan Mencuci Piring? Sebenarnya, duka punya banyak persamaan dengan mencuci piring. Ketika mencuci piring kita merendam piring kita dengan air, sama ketika kita merendam hati kita dengan duka untuk bisa menerimanya. Ketika mencuci piring, kita basuh piring kotor kita dengan sabun, sama ketika kita membasuh hati kita yang penuh duka untuk bisa bersih kembali. 

Tentunya, ini cuma versi sederhana dari perandaian melalui duka dengan mencuci piring. Sobat Buku harus baca langsung buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring  supaya benar-benar bisa memaknai ini ya!


Kontributor : Afifah Alifia A.

Minggu, 07 Juli 2024

Temu Buku Offline bersama Deepublish Store Yogyakarta

Setelah sukses dengan Temu Buku Offline Yogyakarta sebelumnya, Forum Buku Berjalan (FBB) kembali menggelar Temu Buku Offline bersama Deepublish Store Yogyakarta. Kegiatan ini diadakan pada 23 Juni 2024 di Deepublish Open Space. Sebanyak 20-an peserta menyemarakkan kegiatan Forum Buku Berjalan kali ini.

Gimana sih keseruannya para Sobat Buku di sana?

I Am Sarahza : Mengeja Makna Berserah Diri yang Sesungguhnya

J umat siang (22/11) yang lalu, Kak Sasha menyapa seisi grup Forum Buku Berjalan (FBB) dengan sapaan hangat. Seperti yang memang selalu dige...